Ilustrasi belajar daring di rumah. Foto: Istimewa.

Ilustrasi belajar daring di rumah. Foto: Istimewa.

Orang Tua Siswa di Klaten Minta Pembelajaran Tatap Muka Diterapkan

Anak mulai jenuh terlalu lama mengikuti pembejalaran dari rumah.

Selasa, 11 Agustus 2020 | 11:22 WIB - Ragam
Penulis: Fauzi . Editor: Ririn

KUASAKATACOM, Klaten - Beberapa orang tua dan guru di Klaten berharap kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka segera diberlakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) masih mengkaji kembali bergulirnya KBM tatap muka di sekolah.

BERITA TERKAIT:
Empat SMP di Boyolali Terapkan PJJ usai Ditemukan Penyebaran Covid-19 di Sekolah
Ganjar Minta Pembelajaran Siswa di Jateng Sesuaikan Kebijakan Tiap Daerah
Puan Minta Kemendikbud Ristek Cermati Angka Putus Sekolah dan Efektivitas PJJ
Kepala SMPN 29 Kota Semarang: PJJ Timbulkan Dampak pada Siswa
Gegara Pandemi, Salah Seorang Mahasiswa UIN Walisongo Inisasi Program Kreatifitas Anak

Salah satu orang tua siswa SDN 1 Kendalsari, Kecamatan Kemalang, Klaten, Parmin, 36, dan Subiyem, 31, mengaku sejak ada pandemi Covid-19 anaknya yang kini duduk di kelas 4 SD mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Materi pembelajaran disampaikan guru melalui WhatsApp (WA).

Parmin mengatakan tidak ada permasalahan terkait sinyal Internet meski rumahnya berada di lereng Gunung Merapi. Terlebih di rumahnya sudah dilengkapi perangkat Wifi. Hanya, Parmin mengaku terkadang kesulitan mengikuti materi pembelajaran yang diterima anaknya.

Namun, anak mulai jenuh terlalu lama mengikuti pembejalaran dari rumah. Anaknya juga sudah ingin kembali belajar dan bertemu dengan teman-temannya di sekolah.

“Anak itu sudah jenuh, ingin masuk sekolah. Tetapi bagaimana pun kami bisa memaklumi karena kondisinya sedang seperti ini,” kata Parmin saat ditemui di rumahnya, Senin (10/8/2020).

Melihat hal tersebut, orang tua siswa di Klaten ini berharap KBM tatap muka di sekolah bisa kembali bergulir meski harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

“Inginnya kalau bisa masuk seperti biasa. Kekhawatiran kami sebagai orang tua itu anak-anak lupa dengan belajarnya,” harap Subiyem.

Seorang guru di SDN 1 Kendalsari, Sardju, juga setuju KBM tatap muka diterapkan. Ia mengatakan ada 200-an siswa di SD tersebut. Selama empat bulan terakhir, PJJ diberlakukan alias tak ada pembelajaran tatap muka di sekolah.

Selama ini, kegiatan PJJ dilakukan guru dengan memanfaatkan aplikasi ponsel dan rata-rata menggunakan WA. “Ada kendala itu soal akses sinyal. Itu hanya beberapa persen saja,” jelas Sardju.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah itu yakni guru mendatangi rumah siswa dan menggelar pembelajaran secara berkelompok dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Selanjutnya, Sardju mengakui sejumlah siswa dan orang tua di Klaten sudah menyampaikan keinginan mereka agar KBM tatap muka bisa kembali bergulir. “Anak sudah mulai jenuh. Kangen dengan teman-temannya di sekolah,” imbuh Sardju.

Iaberharap KBM tatap muka bisa diizinkan kembali digelar meski dengan pembatasan jam masuk serta jumlah siswa yang mengikuti KBM.

“Harapannya karena sekolah ini berada di wilayah zona hijau [tidak ada kasus persebaran Covid-19] bisa diizinkan untuk menggelar tatap muka entah sekali dalam sepekan ada dua kali dalam sepekan. Sebenarnya dari komite sudah mempersilakan karena daerah sini dipandang aman,” pungkasnya.

***

tags: #pjj #pembelajaran jarak jauh #belajar #klaten

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI