Patung di kawasan Krisak, Singodutan, Selogiri, Wonogiri, dinilai menjadi salah satu ikon Wonogiri. Foto diambil Jumat (21/8/2020). Foto: Istimewa.

Patung di kawasan Krisak, Singodutan, Selogiri, Wonogiri, dinilai menjadi salah satu ikon Wonogiri. Foto diambil Jumat (21/8/2020). Foto: Istimewa.

Sudah 10 Tahun Lebih Jadi Ikon, Tak Ada Yang Tahu Nama Resmi Patung di Wonogiri Ini

Patung itu menggambarkan tokoh perempuan naik kereta kencana yang ditarik empat ekor kuda.

Senin, 24 Agustus 2020 | 09:36 WIB - Ragam
Penulis: Fauzi . Editor: Ririn

KUASAKATACOM, Wonogiri - Saat warga keluar atau masuk kawasan Wonogiri melalui ruas jalan raya Krisak, Singodutan, Selogiri, bakal menjumpai patung berukuran besar yang terletak di tengah antara jalur masuk ke Wonogiri dan jalur keluar dari Wonogiri.

Patung itu menggambarkan tokoh perempuan naik kereta kencana yang ditarik empat ekor kuda. Seluruh bagian patung berwarna emas, sedangkan sosok perempuan mengenakan pakaian berwarna hijau. Sebelumnya, patung tersebut berwarna hitam.

BERITA TERKAIT:
Nahas! Niat Cek Keramba, Seorang Nelayan Hilang Tenggelam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Mbah Sadiyem Histeris Usai Ganjar Luncurkan Program SMK Gratis
Pedagang Pasar Wonogiri; Dikasih Berapapun Tetep Pilih Pak Ganjar
Ganjar Blusukan ke Pasar Wonogiri, Dicurhati Harga Beras dan Cabai Melambung Tinggi
Parah! Napi di Lapas Wonogiri Kendalikan Peredaran Ganja

Banyak pengguna jalan berhenti untuk berfoto dengan latar belakang patung itu sebagai tanda telah sampai di Wonogiri. Warga menilai patung di Krisak, Selogiri, tersebut sudah menjadi salah satu ikon Wonogiri.

Meski dianggap sudah menjadi ikon, warga tak mengetahui nama resmi patung tersebut. Akibatnya, warga menamakannya sendiri. Kebanyakan warga menyebutnya patung Nyi Roro Kidul. Ada yang menamai patung kuda dan sebagian orang lagi menyebut patung kereta kencana. Mereka pun tak mengetahui filosofi dari patung tersebut.

Kepala Desa (Kades) Singodutan, Selogiri, Karsanto mengaku, tak mengetahui nama resmi patung di Krisak, Wonogiri, tersebut.

Hingga sekarang tidak ada pihak yang menginformasikan nama resmi patung itu kepada warga atau pemerintah desa. Karsanto mengaku, sejak dahulu tidak ada yang menyampaikan nama resminya.

Namun, terlepas dari teka-teki namanya, menurut Karsanto, patung tersebut sudah menjadi salah satu ikon Wonogiri. “Seingat saya dibangun di zaman Bupati Pak Begug [Begug Purnomosidi]. Kalau enggak salah waktu periode kedua [Begug menjadi Bupati Wonogiri 2000-2010],” ujar Karsanto.

Karsanto menduga, filosofi patung di Krisak itu berkaitan dengan patung berbentuk binatang seperti macan di Nambangan, Selogiri, dan gapura perbatasan Wonogiri dan Sukoharjo. Patung macan dan gapura tersebut juga dibangun saat pemerintahan periode kedua Bupati Begug. Akan tetapi, Karsanto tak mengetahui filosofi ketiga bangunan itu secara pasti.

Menurut informasi, patung di Krisak itu menjadi bagian dari taman di kawasan dekat Terminal Giri Adipura.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengaku perlu bertanya kepada pihak yang mengetahui secara pasti mengenai nama dan filosofi patung tersebut terlebih dahulu.

Waris mengaku tak ingin menyampaikan informasi yang salah, sehingga belum dapat memberi informasi soal nama resmi dan filosofinya. Dia menjelaskan patung itu dibangun saat pemerintahan Wonogiri dipimpin Begug Purnomosidi. Waris pernah menelusuri seluk beluk pendiriannya.

“Patung di Krisak itu dibangun tidak menggunakan APBD. Warnanya kami percantik dengan warna emas awal tahun ini,” tutur Waris.

Wakil Bupati Wonogiri 2005-2010, Sumarmo, pernah mengatakan patung itu dibangun atas ide Begug. Ia menyebut nama patung tersebut adalah patung Kanjeng Ratu Kencana Sari, ratunya Nyi Roro Kidul.

***

tags: #wonogiri

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI