BERITA

INSANI

NARASI

KIAT

PILKADA

SENGGANG

VIDEO

Kisah Pak Midun yang Gowes Sepeda Berkeranda dari Malang ke Jakarta, Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan

Perwakilan suporter tiap daerah juga menjaganya, saling mengabarkan satu sama lain.

KUASAKATACOM, Jakarta – Miftahuddyn Ramli atau yang akrab disapa Pak Midun rela menggowes sepeda berkeranda dari Malang ke Jakarta yang jaraknya lebih dari 700 kilometer. Hal tersebut dilakukannya demi menuntut keadilan untuk para korban Tragedi Kanjuruhan.

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, memakan ratusan nyawa. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada 1 Oktober 2022 itu menghilangkan nyawa 135 orang.

Hingga kini, belum ada pihak yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Hal inilah yang mendorong Pak Midun rela menggowes sepedanya dari Malang hingga ke Jakarta untuk menuntut keadilan atas peristiwa Tragedi Kanjuruhan.

Pak Midun diketahui menggowes sepedanya dari Malang pada 3 Agustus lalu. Di bagian belakang sepedanya, terdapat keranda mayat bertuliskan 'Justice for Kanjuruhan' atau 'Keadilan untuk Kanjurhan'.

Dalam perjalanannya, Pak Midun dikawal Aremania yang masih peduli dengan Tragedi Kanjuruhan. Perwakilan suporter tiap daerah juga menjaganya, saling mengabarkan satu sama lain.

Di tiap daerah, Pak Midun juga menyambangi beberapa stadion. Hingga akhirnya, setelah menempuh jarak sejauh 700 kilometer, Pak Midun akhirnya tiba di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada Senin (14/8/2023).

Saat sampai di pintu GBK, Pak Midun tak kuasa menahan tangis. Ia lantas bersimpuh di hadapan sepedanya dan melakukan sujud syukur. 

Pria berusia 52 tahun itu ingin mengingatkan banyak orang, bahwa penyelesaian kasus Tragedi Kanjuruhan belum tuntas. Belum ada rasa keadilan bagi para korban dan keluarga yang kehilangan.

Sayangnya sepda Pak Midun yang membawa pesan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dilarang masuk oleh aparat yang bertugas. Yang boleh masuk hanya Pak Midun sendiri. 

"Kalau saya masuk sendiri ngapain, itu yang lebih penting (sepeda yang dibawanya). Mereka tidak menghendaki saya masuk. Tapi saya yakin itu bukan kehendak mereka yang bertugas, saya paham. Yang penting saya sudah menjalankan nazar saya," kata Midun. 

Pak Midun sendiri bukan berasal dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Dia tercatat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Batu, yang ingin menyampaikan uneg-unegnya soal penyelesaian Tragedi Kanjuruhan yang mengusik hati kecilnya.


 

(*)

IKUTI BERITA KUASAKATA.COM SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar

Terkait

Baca Juga

Terkini