Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar, Foto: Istimewa

Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar, Foto: Istimewa

Gus AMI: Pesantren Bisa Hadir di Era Society 5.0

Keberhasilan pesantren tersebut juga berdampak besar bagi eksistensi pesantren putri yang memiliki santri tak kalah banyak dari santri putra.

Senin, 20 Desember 2021 | 15:40 WIB - Politik
Penulis: Ririn . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI mengaku bangga terhadap pesantren yang bertahan dan menggelar sistem pendidikan normal di masa pandemi Covid-19. 

"pesantren memiliki kesempatan untuk hadir di era masyarakat 5.0, apa itu? Menyiapkan kader ekonomi yang tangguh, pelaku ekonomi baru yang bisa menjaga ketahanan masyarakat dan tantangan krisis pascapandemi," ungkap Gus AMI saat menghadiri dan membuka Pengukuhan Pengurus Forum Pengasuh pesantren Putri (Fasantri), Senin (20/12).

BERITA TERKAIT:
Gus AMI: Pesantren Bisa Hadir di Era Society 5.0
Ketum PKB Sebut Sistem Peringatan Dini di Daerah Rawan Bencana Minim
Muncul Varian Omicron, Gus AMI Minta Pemerintah Tutup Akses WNA 
Gus AMI Dukung Permendikbud PPKS
Gus AMI Sebut Jokowi Hebat, Indonesia Presidensi G20

Ia menjelaskan keberhasilan pesantren tersebut juga berdampak besar bagi eksistensi pesantren putri yang memiliki santri tak kalah banyak dari santri putra. Melalui Fasantri, dia meyakini pesantren bisa lebih mandiri dan berjaya menghadapi beragam persoalan.

"Oleh karena itu Fasantri sebagai forum ibu-ibu yang memiliki pesantren putri yang jumlahnya jutaan itu bisa terjaga dan terselamatkan. Sekaligus menjadi tameng bagi santri agar terselamatkan dari kekerasan-kekerasan di dunia luar," tukasnya.

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra ini juga mengatakan tema Pengukuhan Pengurus Fasantri tentang Optimalisasi Peran Pengasuh pesantren Putri di Era 5.0 sangat penting dan harus terus menjadi perbincangan. Hal itu ditujukan untuk mempersiapkan diri masing-masing santri menatap masa depan yang lebih baik.

"Tema ini harus terus dihalaqohkan di mana-mana, karena kita belum bisa membayangkan apa yang pernah Jepang bayangkan dengan kondisi dunia baru pasca pandemi ketika nanti ekonomi normal lagi. Semua negara mengeluh, pengangguran di mana-mana, pebisnis rontok, tapi pasca ini semua apa yang akan terjadi belum tahu siapa pemenangnya," ungkapnya.

"Saya yakin kalau pesantren berhasil menjadi solusi model pendidikan di tengah masa sulit, maka insyaallah pesantren juga menyiapkan kader-kader yang akan siap menjadi solusi masyarakat bangsa dan negara di masa yang akan datang," jelasnya.

Kemudian, ia menjelaskan dua isu penting yang harus diantisipasi pasca pandemi. Pertama adalah isu perempuan merupakan tulang punggung ekonomi di semua level, baik keluarga, menengah, bawah maupun level desa.

"Alumni-alumni pesantren (putri) rata-rata juga menjadi tulang punggung keluarga, karena perempuan pesantren ini dikenal ulet dan dasar yang dimiliki juga kuat," katanya.

Sedangkan isu kedua adalah kondisi kesehatan. Ia menyatakan Indonesia harus mandiri, kokoh, dan tidak mudah mudah goyah dalam konteks kesehatan. Pandemi disebutnya menjadi salah satu bukti betapa rapuhnya sistem kesehatan Tanah Air.

"Semua bisa dimulai dari lingkungan kita sendiri (dengan menerapkan prokes yang baik), dari keluarga kita, dan perempuan lagi menjadi kunci tulang punggung kemandirian kesehatan nasional kita," pungkasnya.

***

tags: #gus ami #pesantren #pkb

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI