BERITA

INSANI

NARASI

KIAT

PILKADA

SENGGANG

VIDEO

Lanjutkan Kampanye di Indramayu, Ganjar Sampaikan Solusi Persoalan Pupuk Langka hingga Pengairan Sawah

Pupuk bersubsidi juga harus tepat sampai kepada petani yang berhak.

KUASAKATACOM, Indramayu - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyakpaikan sejumlah solusi persoalan pupuk langka saat dialog di Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu.

Ganjar bertekad untuk membereskan program satu data di Indonesia khususnya data pertanian agar permasalahan sebenarnya yang dialami petani terkait pupuk bisa dibenahi secara maksimal di lapangan.

"Katanya pupuk langka di Jawa Tengah saja, ternyata di sini (Indramayu) nasibnya juga sulit mendapatkan pupuk yang sesuai kebutuhan," kata Ganjar.

Menurutnya, pembenahan dilakukan agar distribusi pupuk menutup kebutuhan. Ia juga menyebut agar jumlah pupuk ditambah, namun bukan hanya soal jumlah pupuk yang ditambah, tapi prinsip tepat waktu dalam distribusi pupuknya juga diperhatikan.

"Percuma pupuk datang saat petani sedang tidak menanam. Maka harus tepat waktu," kata Ganjar.

Pupuk bersubsidi juga harus tepat sampai kepada petani yang berhak. Dasar seorang petani yang berhak menerima pupuk bersubsidi yaitu memiliki lahan maksimal dua hektare.

"Kalau yang punya lahan lebih dari dua hektare tidak berhak mendapat subsidi, tapi praktiknya mesti jujur ya. Jadi jumlahnya ditambah tapi mencatatnya harus benar, itulah mengapa kita membutuhkan satu data pertanian," ujar Ganjar.

Selain pupuk, Ganjar juga mencermati keluhan petani soal pengairan di sawah yang kurang melimpah. Solusi sudah disiapkan Presiden Joko Widodo dengan membangun bendungan di Subang, Jawa Barat.

Tapi selama bendungan yang itu sedang diproses oleh presiden, warga Kecamatan Bangodua kini hanya bergantung besar kecilnya debit air mengalir dari Bendungan Cipanas, Kabupaten Sumedang.

Ketiga, Ganjar juga menyerap aspirasi kelompok wanita tani Indramayu terkait keberpihakan pemerintah untuk mendukung pemakaian benih padi unggulan dari Indramayu secara nasional.

Terakhir, soal jatah pembelian BBM bersubsidi sesuai rencana definitif kebutuhan kelompok tani (15 liter) bisa ditingkatkan sampai mencukupi kebutuhan penggunaan harian traktor sebesar 20 liter.

(*)

IKUTI BERITA KUASAKATA.COM SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar

Terkait

Baca Juga

Terkini