Magister Psikologi USM Gelar Workshop Tips Puaskan Pelanggan Batik

Kegiatan itu diikuti 43 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen dan umum, dibuka oleh Kaprogdi Magister Psikologi USM Dr Mulya Virgonita IW MSi Psikolog.

Sabtu, 13 November 2021 | 19:30 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang- Magister Psikologi Universitas Semarang (USM) menggelar workshop secara daring bertemakan “Kiat Kiat Cara Memuaskan Pelanggan Batik”.

workshop yang digelar secara daring ini menghadirkan narasumber Prof Dr Dra Hardani Widhiastuti, MM Psikolog, Dr Mulya Virgonita IW MSi Psikolog dan Mochammad Jhody Spsi. Kegiatan itu diikuti 43 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen dan umum, dibuka oleh Kaprogdi Magister Psikologi USM Dr Mulya Virgonita IW MSi Psikolog.

BERITA TERKAIT:
Jateng Jadi Tuan Rumah Asian School Badminton Championship, Nana Sudjana: Siap Sambut dengan Baik
USM Gelar International Conference, Presentasikan 67 Karya Tulis Ilmiah dari 9 Negara
Sambut Baik Divisi Robot Bawah Air di Kontes Robot Indonesia Nasional 2023, Mahfud MD: Semoga Muncul Inovasi Baru di Bidang Kemaritiman
Pegiat Sebut Kawasan Semarang Lama Diyakini Mampu Tingkatkan Pariwisata Pasca Pandemi
USM Launching Layanan “News Pool”

Menurut Mulya bahwa pelayanan dalam usaha batik terhadap pelanggan sangatlah penting karena batik adalah karya anak bangsa yang harus dilestarikan bahkan batik merupakan warisan dunia.

“Batik mendapatkan pengakuan sebagai warisan dunia itu berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau UNESCO, menetapkan Batik sebagai Warisan (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 sehingga perlu kiat agar pelanggan menjadi puas,” ungkap Mulya, Sabtu (13/11/2021).

Dengan demikian, menurutnya, menjadi kewajiban bagi semua warga negara untuk melestarikan budaya menjadi budaya yang tak pernah hilang dari Indonesia. Perlu dilakukan upaya agar batik dapat dimiliki dan digunakan oleh sebanyak-banyaknya masyarakat Indonesia.

Menurutnya, pelestarian batik perlu dilakukan oleh semua komponen masyarakat mulai dari pemerintah, pengrajin, penjual maupun pembeli. 

“Semuanya memegang peran penting untuk lestarinya batik di Indonesia, batik yang diproduksi dan terjual akan dapat menghidupkan industri ini, semakin banyak pelanggan yang tertarik dan membeli, maka industri ini akan lestari,” jelasnya.

Sementara Hardani menambahkan bahwa batik merupakan salah satu karya seni yang memiliki nilai estetika tinggi dan telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Tren batik kembali memuncak setelah diakui batik oleh UNESCO tahun 2009 sebagai warisan budaya Indonesia.

***

tags: #universitas semarang #magister psikologi #workshop #unesco

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI