Pola Asuh yang Baik Cegah Stunting

Hypnoparenting merupakan salah satu metode parenting.

Jumat, 28 Juni 2024 | 18:58 WIB - Didaktika
Penulis: Wisanggeni . Editor: Muyassaroh

KUASAKATACOM, Grobogan- Bahasa cinta yang sederhana, melalui pelukan, cium, elus ringan, hingga komunikasi yang baik dan terbuka antara orangtua  dan anak, memiliki peran yang sangat penting pada tumbuh kembang anak. Jangan lupakan pula untuk menggunakan diksi yang tepat saat berbicara pada anak. Hindari kata-kata negasi atau pengingkaran  seperti “jangan, tidak boleh”. 

Hal tersebutt disampaikan Aris dSutiyono, C.Ht, praktisi Indonesia Mind Art saat mengisi kelas Hypnoparenting dalam upaya mencegah stunting di desa Padang, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Rabu, 26 Juni 2024.

BERITA TERKAIT:
Pola Asuh yang Baik Cegah Stunting
Pemkab Kebumen akan Beri BPJS Ketenagakerjaan untuk Penderas Nira
Polda Jateng Dirikan 72 Pos Sinergitas, Dilengkapi Layanan Kesehatan untuk Pemudik
Pengalaman Pandemi Covid-19, Ganjar akan Buat Kawasan Industri Khusus Alat Kesehatan
Dewi Aryani Sapa Warga Bulakamba Brebes

Hypnoparenting sebuah metode parenting yang bertujuan mengarahkan anak pada perilaku yang lebih baik dengan menggunakan sugesti positif. 

Stunting, atau hambatan pertumbuhan pada anak yang menyebabkan badan anak tak sesuai dengan usia, masih menjadi perhatian khusus pemerintah Kabupaten Grobogan. 

Masih adanya beberapa kasus stunting, yang salah satunya ditemukan di Desa Padang, membuat Pemerintahan Desa Padang Bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Padang berupaya keras untuk mengentaskan kasus stunting. 

Gayung bersambut ketika Satgas Stunting, Budi Utomo menyampaikan gagasan untuk meluncurkan kelas hypnoparenting.

Budi melihat kasus stunting ini sangat berimpitan dengan pola asuh. Faktanya, stunting tidak selalu relevan dengan kemiskinan. 

“Ada tenaga medis dan warga yang secara finansial mampu, anaknya juga terkena stunting. Ini artinya, ada yang abai dan masih ada yang kurang paham tentang pola asuh. Ini yang harus dibenahi,” ujar Budi. 

Pengabaian, imbuh Budi, salah satunya disebabkan adanya pergeseran kultur dari  agraris ke industrialis. Ibu yang notabene pengasuh pertama dan utama  bagi anak, memilih menjadi wanita pekerja atau karyawan perusahaan dan mengalihkan peran pengasuhan kepada nenek atau pengasuhnya, turut pula memberi andil.

Dampak beralihnya peran tersebut yang paling sering terjadi adalah pemanjaan atau justru pengabaian pola asuh dan menu makan. Nenek yang terlalu sayang tanpa memperhatikan pola asuh, atau pengasuh yang  ogah repot pada akhirnya melakukan pembiaran ketika anak-anak hanya mau makan jajan atau ciki-cikian. Akibatnya anak-anak tak mau makan hingga mengalami malnutrisi, hingga muncullah kasus stunting.

Melihat realita tersebut, Budi menggagas penyelenggaraan kelas parenting yang disambut hangat oleh Pemdes Padang. Dan kelas yang diklaimnya sebagai yang pertama di Indonesia itupun sukses menjaring antusiasme 50-an peserta yang terdiri dari ibu hamil, ibu muda, kader Posyandu, PKK, Guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, relawan Rumah Sehat Desa, para pendamping desa  ini bertahan dari awal hingga akhir acara.

Hadir dalam kegiatan yang juga 6 menampilkan Tirta Nursari, seorang pemerhati anak dan Kesehatan mental dari Kabupaten Semarang tersebut, Camat Tanggungrejo, Slamet Sanyoto, SH. MM, Kepala Puskesmas Tanggungrejo, dr. Ekayati Lasiyana, Korwil Dispora, Nur Hadiyanto, M.Pd, Satpel KB Rama Rendra Prayoga, S.Kom, Ketua TP PKK Kec. Tanggulharjo, Asih Slamet Sanyoto, S.ST. Dietisien, Kepala Desa  Padang Musyafi’I beserta Ibu Ketua TP PKK Desa Padang,Musyafi’I, Bidan Desa Nurul Hidayah, S. Keb.

***

tags: #kesehatan #kesehatan mental #kabupaten grobogan #parenting

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI