Perkuat Toleransi Antar Umat Beragama, Unnes Gelar Konser Kebangsaan

Acara dihadiri oleh ribuan peserta secara langsung.

Senin, 13 Juni 2022 | 09:14 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Surya

KUASAKATACOM, Semarang - Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar konser kebangsaan dengan melibatkan tokoh-tokoh lintas agama, pada Sabtu (11/6/2022) malam. Acara digelar dalam rangka menyemarakkan Dies Natalis ke-57 UNNES

Hadir dalam kesempatan tersebut yakni pemuka lintas agama diantaranya Habib Luthfi bin Yahya, Romo Aloysius Budi Purnomo, Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Gus Miftah, Habib Hasyim, Hendra Kumbara. Acara ini juga dimeriahkan dengan alat music tradisional

BERITA TERKAIT:
Zidni Terjebak Dalam Lubang Kelinci, Labirin Kesenangan yang Kompleks dan Menjebak
Peringati Dies Natalis ke-59, Unnes Gelar Pentas Wayang “Cakra Manggilingan"
Jadi Host Rakernas Asosiasi Pendidik Seni Indonesia, Unnes Gelar Pameran Fotografi Nasional
Ratusan Mahasiswa Unnes Tolak Kenaikan IPI
Unnes Buka Rangkaian Dies Natalis ke-59

Acara dihadiri oleh ribuan peserta secara langsung. Selain itu acara juga disiarkan secara live melalui media youtube. Acara dikemas jadi satu dengan doa bersama tokoh lintas agama.

Rektor UNNES Prof Fathur Rokhman mengaku perlu menggelar acara ini. Sebab UNNES adalah miniatur kampus toleran. Apalagi ribuan mahasiswa UNNES berlatar belakang suku bangsa yang beragam

“untuk itu kita harus menjaga kerukunan umat beragama. Kita cegah  isu sensitif tentang agama, kepercayaan,  suku, ras, dan kebudayaan agar tidak  ada konfik antar kelompok dan golongan yang dapat memecah belah persatuan,” kata Prof Fathur.

Ia berharap konser kebangsaan ini bisa mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.  

“Ayo kita perkokoh persatuan dengan saling menghargai dan menghormati perbedaan," ajaknya 

Sementara itu, Gus Miftah dalam ceramahnya menyampaikan, saat ini banyak sekali kasus intoleransi. Ia menyebut di sejumlah platform media sosial Instagram, YouTube, atau Twitter ada contoh buruk intoleransi

"Saling hujat netizen di media sosial, narasinya dianggap menyindir soal agama, suku, ras tetapi jadi lelucon," bebernya.

Lemahnya pemahaman tentang kebhinekaan, kata dia, jika dibiarkan bisa menyebabkan konflik horizontal yang bisa memecah belah persatuan Bangsa.

***

tags: #universitas negeri semarang #unnes #habib luthfi bin yahya

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI