Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat sidak penanganan corona di Kabupaten Kudus, Senin (31/5). (Foto: Humas Jateng).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat sidak penanganan corona di Kabupaten Kudus, Senin (31/5). (Foto: Humas Jateng).

Sidak Penanganan Covid-19 di Kudus, Ganjar Temukan Pelanggaran SOP Berat

Semua daerah harus saling tolong menolong dalam rangka penanganan Covid-19.

Senin, 31 Mei 2021 | 14:50 WIB - Kesehatan
Penulis: Holy . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengecek ke sejumlah layanan kesehatan di Kabupaten Kudus, Senin (31/5). Pengecekan dilakukan karena peningkatan kasus Covid-19 di Kota Kretek itu yang meningkat tajam.

Sejumlah rumah sakit dikunjungi Ganjar dalam kesempatan itu. Diantaranya RSUD Loekmono Hadi Kudus, rumah sakit darurat yang ada di Asrama Mahasiswa Akbid Kudus, Rumah Sakit Mardi Rahayu dan di desa Pedawangan Kecamatan Bae Kudus.

BERITA TERKAIT:
Mantan Ajudan Ganjar Pranowo Maju Pilkada Tegal, Ambil Formulir Cawabup di Panti Marhaen 
Prabowo Wacana Tambah Menteri Jadi 40 Jabatan, Ganjar Ingatkan Politik Akomodasi  
Ganjar Pranowo Deklarasi sebagai Oposisi Pemerintah: Saya Tak akan Gabung tapi Tetap Menghormati 
Ganjar Tak Diundang di Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini 
Ganjar Temui Megawati Pasca Putusan MK, Bahas Apa?

Saat mengecek, Ganjar menemukan pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan Covid-19 di RSUD Loekmono Hadi Kudus. Saat meninjau ruang isolasi di rumah sakit tersebut, Ganjar melihat sejumlah pasien Covid-19 ditunggu oleh keluarganya.

Padahal, keluarga pasien itu tidak positif Covid-19. Mereka juga tidak memakai APD lengkap saat berada satu gedung dengan pasien Covid-19 itu. Saat Ganjar datang, para keluarga pasien yang sedang menunggu itu juga tidak mengedepankan protokol kesehatan. Mereka duduk-duduk bersama keluarga pasien lain dan bahkan pasien Covid-19.

"Sampean ngapain pak, di situ? Positif juga?," tanya Ganjar pada beberapa orang yang sedang duduk-duduk di lorong tempat isolasi itu.

"Tidak pak, ini lagi nunggu keluarga," ucap mereka.

Jawaban itu membuat Ganjar terkejut. Ganjar langsung menegur Dirut RSUD Loekmono Hadi dan Bupati Kudus, Hartopo yang mendampinginya. Ganjar menegaskan apa yang terjadi itu salah dan harus dievaluasi karena membahayakan.

"Kalau orang tidak positif, kenapa harus ada di ruang isolasi ini. Apalagi mereka bersama satu ruangan di situ. Ini kan bahaya, siapa yang menjamin mereka tidak ketularan. Kalau seperti ini kan jumlahnya justru akan semakin banyak," tegas Ganjar.

Ganjar kembali menemukan kejadian yang sama saat melihat rumah sakit darurat di asrama mahasiswa Akbid Kudus. Di tempat itu, ada beberapa pasien yang ditunggu oleh keluarganya.

"Saya minta SOP diperketat, agar ini tidak menular. Tadi bahaya itu, maka saya minta dievaluasi langsung hari ini juga. Agar tidak menambah potensi penularan pada yang lain," jelasnya.

Dari pantauannya itu, Ganjar mengatakan bahwa pelayanan rumah sakit di Kudus untuk kasus Covid-19 memang sudah tinggi. Di RSUD Loekmono Hadi sendiri, pelayanannya sudah penuh.

"Tapi pak Dirut dan pak Bupati sudah menyiapkan tambahannya di sini (asrama mahasiswa), sehingga mereka yang perlu dirawat masih bisa. Kalau rumah sakitnya sudah penuh, sehingga kita menyiapkan cadangannya di Kota Semarang. Sudah kita siapkan, bahkan sudah ada pasien dari sini dikirim ke Semarang," imbuh dia.

Cara itulah lanjut Ganjar yang harus dilakukan. Semua daerah harus saling tolong menolong dalam rangka penanganan Covid-19 ini.

"Dari Pusat juga bantu, kami provinsi juga sudah kasih bantuan. APD kami kasih, tenaga kesehatan tambahan kita kirim. Semoga segera bisa dikendalikan," tandas dia.

Sementara itu, Direktur RSUD Loekmono Hadi, Abdul Aziz Achyar mengatakan, terkait perintah Ganjar untuk melakukan evaluasi terhadap SOP penanganan Covid, pihaknya akan langsung melakukannya hari ini.

"Tentu akan kami evaluasi sesuai arahan pak Gubernur," pungkasnya.

***

tags: #ganjar pranowo #sidak #penanganan corona #kudus #rsud loekmono hadi

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI