Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.

Kasus Sumbangan Rp2 Triliun, Gus Jazil: Tidak Perlu Saling Menyalahkan

Tapi cerita-cerita begini ini banyak sekali di masyarakat. Dulu ada cerita uang Bung Karno, ada juga bongkar-bongkar makam di Batu Tulis, itu biasa, tidak usah serius-serius.

Kamis, 05 Agustus 2021 | 00:15 WIB - Ragam
Penulis: Arya Jkt . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid berharap keluarga Akidi Tio tidak perlu menjadi tersangka meski niat menyumbang Rp2 triliun untuk membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19 tidak terlaksana.

Jazilul Fawaid yang juga anggota Komisi III DPR mengatakan keluarga Akidi Tio baru menyatakan niatnya untuk membantu, sementara uangnya belum ada. Menurut dia, niat membantu bukanlah kesalahan. "itu kan baru niat. Apa salahnya orang mau membantu?," ujar Jazilul Fawaid yang akrab disapa Gus Jazil, di Jakarta, Rabu (4/8/2021).

BERITA TERKAIT:
Komisi III dan X DPR Setujui Rekomendasi Kewarganegaraan Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, dan Maarten Paes
Rapat dengan Komisi III DPR RI, Menkumham Yasonna Paparkan Soal Penjara Nusakambangan
Menkumham Yasonna Paparkan Pertanggungjawaban Keuangan ke Komisi III DPR
Kunjungi Pemalang, Arsul Sani Tampung Aspirasi Kemenkumham Jateng Soal Fasilitas Imigrasi dan Rutan
Komisi III DPR Menduga Ada Persoalan Administrasi di IPL Wadas

Bahkan, lanjut Gus Jazil, kalau nanti uang itu benar ada dan ditemukan, kemudian keluarga Akidi Tio menyatakan batal menyumbangkan Rp2 triliun, hal itu tidak bisa disalahkan karena apa yang dilakukan baru niat dan sukarela. "Semua yang terjadi ini baru mau," kata anggota Komisi III DPR RI itu.

Menurut Gus Jazil, saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan sehingga jika ada orang yang punya niat baik untuk membantu pemerintah maka harus dihargai. "Jangankan Rp2 triliun, Rp200 ribu saja sudah sangat berharga. Tetapi jangan kemudian orang yang berkeinginan baik justru menjadi tersangka," ujarnya.

Gus Jazil menambahkan dalam kasus ini juga tidak perlu saling menyalahkan. polisi pun tidak bisa disalahkan. "Apanya yang mau disalahkan 'wong' ini orang datang mau menyumbang. Terus sekarang merasa tertipu, ter-prank, apanya yang ter-prank? Ya, namanya ada orang mau menyumbang masa Polda disalahkan? Orang mau menyumbang, ya, silakan," katanya.

Kalau mau diungkap, kata Gus Jazil, keluarga Akidi Tio ini sebenarnya mau membuat lelucon atau benar-benar mau membantu, atau memang mereka kesulitan untuk mencairkan uang Rp16 triliun yang diklaim ada di Singapura. Kalau memang uang itu benar ada di Singapura, lanjut Gus Jazil, tidak ada salahnya pemerintah membantu. Nanti pemerintah dapat Rp2 triliun.

"Tapi cerita-cerita begini ini banyak sekali di masyarakat. Dulu ada cerita uang Bung Karno, ada juga bongkar-bongkar makam di Batu Tulis, itu biasa, tidak usah serius-serius," kata Gus Jazil.

Gus Jazil mengatakan publik tidak perlu terlalu serius menanggapi persoalan ini. Menurutnya, berita soal keluarga Akidi Tio berniat menyumbangkan uang sebesar Rp2 triliun itu mirip dengan cerita Abu Nawas mau terbang.

Mendengar publik yang telanjur berbondong-bondong ingin menyaksikan Abu Nawas terbang marah karena merasa tertipu. Abu Nawas yang sebelumnya sesumbar mau terbang ternyata hanya menggerakkan tangan meniru gerakan burung mengepakkan sayapnya. Abu Nawas pun berkilah bahwa dia mau terbang, bukan bisa terbang. "Pesan yang disampaikan dalam cerita Abu Nawas adalah kita harus berhati-hati dalam menerima sebuah berita. Berita jangan ditelan mentah-mentah," kata Gus Jazil. (arya

***

tags: #komisi iii dpr #polisi #sumbangan #wakil ketua mpr ri #gus jazil

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI