Soal Mahasiswa UNY Meninggal Dunia karena Beratnya UKT, Ini Tanggapan Rektor UNY 

"Saya sedih, sangat berduka kalau sampai penyebabnya mahasiswa sampai tidak bisa bayar, sampai depresi, saya betul-betul sedih," ucap Rektor UNY Sumaryanto.

Jumat, 13 Januari 2023 | 19:17 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Yogyakarta - Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sumaryanto bersuara mengenai kasus mahasiswa di kampusnya yang meninggal dunia karena terbebani membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Ia mengaku sedih mendengar kisah tersebut. 

"Saya sedih, sangat berduka kalau sampai penyebabnya mahasiswa sampai tidak bisa bayar, sampai depresi, saya betul-betul sedih," ucap Rektor UNY Sumaryanto.

BERITA TERKAIT:
Ternyata 97 Persen Mahasiswa UNY Keberatan dengan Besaran UKT 
Soal Mahasiswa UNY Meninggal Dunia karena Beratnya UKT, Ini Tanggapan Rektor UNY 
UPGRIS Kerjasama dengan UNY, untuk Pengembangan Laboratorium Keolahragaan

Menurutnya, UNY memiliki komitmen untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial. "Jadi betul-betul kalau ada mahasiswa kesulitan uang, kalau bukan UNY yang membantu Sumaryanto, komitmennya seperti itu secara pribadi," tegasnya.

Di UNY, lanjut dia, UKT terendah yakni Rp500 ribu hingga Rp6 jutaan per semester. "UKT terendah Rp 500 ribu satu semester, tertinggi sekitar Rp6 jutaan kalau FT (Fakultas Teknik), kalau FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan) Rp5 jutaan," kata Sumaryanto.

Sebelumnya diberitakan bahwa sebuah postingan di Twitter menjadi viral menceritakan mahasiswa yang meninggal dunia akibat memikirkan beratnya UKT

Pertama kali kisah ini diposting oleh @rgantas Rabu lalu (11/1). Postingan tersebut ditulis oleh Rachmad Ganta Semendawai (24) warga Palembang, Sumatera Selatan, selaku pemilik akun @rgantas sekaligus rekan sang mahasiswi berinisial NRFA alias R untuk mengutip cuitan dari utasnya.

Dalam cuitan itu diketahui bahwa R merasa terlalu berat dengan beban UKT hingga membuatnya mengidap hipertensi sampai pembuluh darah di otaknya pecah. 

"Selama ini dia mengidap hipertensi yang amat buruk. Ancaman putus kuliah kian memperburuk keadaannya. Setelah beberapa waktu tidak kuliah, tiba-tiba muncul kabar ia sedang kritis di RS. Pembuluh darah di otaknya pecah," cuit Ganta.

R pun akhirnya meninggal pada 9 Maret 2022. Di hari pemakaman R, ibunda almarhumah bercerita ke Ganta bahwa putrinya itu adalah pribadi tangguh yang terbiasa membantu orang tua mencari penghasilan ke sana kemari sedari kecil.

Baginya, R adalah korban dari kejamnya institusi dan sistem pendidikan di negeri ini lewat komersialisasi pendidikan. Dia melihat perjuangan dan kepergian R jadi alasan semua pihak untuk terus mengawasi tata kelola institusi besar seperti UNY.

"Karna UNY nampaknya tidak pernah belajar. Terbaru, mekanisme penurunan UKT, hanya diberikan pada mahasiswa yang orang tuanya meninggal. Apakah ini tidak terlampau kejam? Apakah harus ada yang meninggal untuk mendapatkan keringanan besar? Logika ini sudah tidak waras," tulisnya.

Ganta menuliskan, rekannya itu berasal dari sebuah desa di Purbalingga, Jawa Tengah dan bukan dari kalangan berada. Orangtua R hanyalah penjual sayur gerobak di pinggir jalan yang juga harus menghidupi empat anak lainnya yang masih bersekolah.

***

tags: #universitas negeri yogyakarta #uny #mahasiswa #meninggal dunia #ukt

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI