Mendekam 14 Tahun di Penjara, Lidya Pratiwi Mualaf

Beberapa orang barangkali lupa dengan sosok Artis cantik Lidya Pratiwi. Wajar saja, ia sudah 14 tahun dipenjara akibat kasus pembunuhan berencana. Tahun 2006 silam, ia membunuh Naek Gonggom Hutagalung, kekasihnya.

28 April 2006, jenazah Naek Gonggom Hutagalung ditemukan di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta Utara. Lidya Pratiwi diduga bersekongkol dengan ibu dan pamannya, Vince Yusuf dan Tony Yusuf dalam pembunuhan Naek.

BERITA TERKAIT:
Mendekam 14 Tahun di Penjara, Lidya Pratiwi Mualaf

Motif pembunuhan adalah Lidya ingin mengambil uang Naek untuk membayar hutang sang paman yang dikejar-kejar debt collector. Kasus pembunuhan ini dibuat seolah-olah adalah kasus perampokan.

Kala itu, usai berjalan-jalan di Plaza Senayan, keduanya memutuskan menginap di Putri Duyung Cottage, Ancol. Hal tersebut memang sudah direncanakan oleh Lidya, ibu, dan pamannya. Sampai di hotel, leher Naek dipiting dan diseret keluar.

Usai mengambil seluruh uang dan ATM Naek, ibu dan paman Lidya urungkan niat untuk kabur. Mereka takut karier Lidya hancur, karena Naek sempat curiga kalau kekasihnya terlibat. Karier Lidya saat itu memang sedang meroket.

Akhirnya, Naek pun dibunuh dengan ditusuk dua kali pada bagian kepala. Tidak lama, paman dan ibu Lidya ditangkap polisi. Lidya juga ditangkap karena membiarkan pembunuhan terjadi.

Atas tindakan tersebut, mereka terkena pasa berlapis, yaitu pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan. Akhirnya, mereka dijatuhi hukuman 14 tahun penjara. Lebih ringan 3 tahun dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yaitu 17 tahun.

Di usia 19 tahun, akhirnya Lidya mendekam di Rutan Pondok Indah Bambu, Jakarta Timur. Tetapi, wanita yang kini berusia 33 tahun tersebut, beberapa kali mendapatkan remisi. Di antaranya pada peringatan HUT RI dan Hari Raya Natal.

Apakah Lidya Pratiwi Akan Segera Bebas?

Mengetahui usia Lidya saat masuk penjara dan lama ia mendekam di sana, tahun ini harusnya bisa bebas. Sudah belasan tahun berlalau, kasus ini sudah tidak menjadi konsumsi publik. Bahkan, barangkali, sosoknya juga mulai terlupakan.

Awal masuk penjara, Lidya sempat mengeluh makanan yang diberikan tidak layak dimakan. Makanannya terbatas dan tidak memenuhi standar kesehatan. Ia mengungkapkan, mendapat makan sehari dua kali, pukul 10 pagi dan 5 sore.

Beberapa waktu lalu, petugas Rutan Pondok Bambu menyebut jika Lidya Pratiwi jarang ditengok keluarga. “Dia jarang dikunjungi, paling Natalan ada beberapa teman yang datang,” ujar petugas lapas tersebut.

Pegawai lapas mengatakan, ia beberapa kali melihat Lidya salat atau beribadah. “Beberapa kali sih saya lihat dia salat. Dia rajin ibadah,” ujar petugas.

Setelah masuk penjara, Lidya memang menjadi mualaf. Ia berkata bermimpi tentang ka’bah sebanyak tiga kali. Hal tersebut membuatnya menyakini agama Islam.