Kilas Balik Aksi Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938 yang Dipuji Media Eropa 

Timnas Hindia Belanda mendapat Pujian dari sejumlah media Eropa seperti media asal Prancis.

Kamis, 23 Mei 2024 | 12:27 WIB - Olahraga
Penulis: - . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Timnas Indonesia mempunyai kilas balik tersendiri yaitu tampil sebagai peserta di Piala Dunia 1938 yang waktu itu bernama Hindia Belanda. Bahkan  aksi Timnas Indonesia hingga dipuji media-media Eropa di Piala Dunia 1938. Indonesia atau Hindia Belanda tercatat pernah menjadi wakil Asia pertama di Piala Dunia, tepatnya pada 1938.

Waktu itu, Hindia Belanda lolos ke Piala Dunia 1938 tanpa memeras keringat di babak Kualifikasi. Hal itu karena Jepang yang seharusnya menjadi lawan mereka di babak Kualifikasi atau tepatnya di Grup 12, memilih mengundurkan diri karena sedang berperang dengan China.

BERITA TERKAIT:
Lumat Vietnam 5 - 0, Pj Gubernur Jateng Apresiasi Talenta Muda Timnas Indonesia
Prediksi Piala AFF U-16 2024: Indonesia Menang 2-1 Atas Australia 
Jelang Piala AFF U-19, Garuda Muda Fokus Tingkatkan Kekuatan Fisik
Jens Raven Resmi Jadi WNI, Siap Bela Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Hasil Drawing Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Satu Grub Lagi dengan Jepang dan Australia 

Hindia Belanda lolos ke Piala Dunia 1938 tanpa memeras keringat di babak Kualifikasi. Hal itu karena Jepang yang seharusnya menjadi lawan mereka di babak Kualifikasi atau tepatnya di Grup 12, memilih mengundurkan diri karena sedang berperang dengan China. Alhasil, Hindia Belanda yang berangkat ke Piala Dunia 1938 Prancis. Hal tersebut, dilatarbelakangi karena Hindia Belanda terafiliasi dengan Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) yang merupakan Federasi Sepakbola Hindia Belanda dan pada waktu itu NIVU diakui oleh FIFA, bukan PSSI.

Timnas Hindia Belanda dihuni sejumlah pemain dari berbagai macam etnis seperti,Maluku, Tionghoa, Jawa dan Indo-Belanda, diantaranya Mo Heng Tan, Frans Hu Kon, Frans Alfred, Meeng, Achmad Nawir, Tjaak Pattiwael, Jack Samuels, Suvarte, Soedarmadji, Anwar Sutan, Hans Taihuttu, Tan Hong Dijen, dan Herman Zomes. Sedangkan, kursi pelatih dipegang juru taktik asal Belanda, Johannes Christoffel van Mastenbroek. Berbeda dengan Piala Dunia era modern saat ini yang memakai sistem fase grup. Dahulu Piala Dunia 1938 menggunakan sistem gugur sejak babak Pertama.

Saat itu, Hindia Belanda langsung dipertemukan dengan tim kuat Hungaria di babak pertama. Berdasarkan halaman resmi FIFA, Hindia Belanda bahkan pernah membobol gawang Hungaria lewat aksi Isaac Pattiwael. Sayangnya, gol tersebut dianulir hingga akhirnya Hindia Belanda tumbang 0-6 di Stadion Velodrome (sekarang bernama Auguste Delaune), Reims, Perancis. Hasilnya Hungaria finis sebagai runner-up Piala Dunia 1938. Namun, dibalik kekalahan terbesarnya tersebut, Timnas Hindia Belanda pernah memperoleh kemenangan terbesar saat menjamu Republik Tiongkok dengan skor kemenangan 8-1 pada tahun 1935.

Laga Hindia Belanda vs Hongaria menyedot perhatian publik. Puluhan ribu penduduk setempat menjadi saksi tim Asia pertama yang tampil di Piala Dunia. Pertandingan tersebut juga terkenal karena kedua kapten tim, yakni Achmad Nawir (Hindia Belanda) dan Gyorgi Sarosi (Hongaria) adalah seorang dokter.

Khusus Achmad Nawir, penampilannya berbeda dengan para pemain lain karena kacamata yang menghiasi wajahnya. Achmad Nawir pun tercatat sebagai pemain berkacamata pertama yang tampil di putaran final Piala Dunia sebelum Edgar Davids (1998). Sayangnya, perjalanan Achmad Nawir dkk di Piala Dunia 1938 tidak panjang. Mereka langsung gugur karena kalah 0-6 dari Hongaria, yang akhirnya menjadi runner-up di akhir kompetisi.

Meskipun begitu, Italia berhasil juara Piala Dunia 1938. Gli Azzurri kala itu diisi oleh Giuseppe Meazza, sosok yang diabadikan sebagai nama markas Inter Milan. Italia berhasil mengalahkan Hongaria pada partai final Piala Dunia 1938 dengan skor 4-2. Paris pun menjadi saksi sejarah yang diukir Gli Azzurri. Italia menjadi satu-satunya tim hingga saat ini yang mampu menjuarai dua Piala Dunia dengan pelatih yang sama yakni Vittorio Pozzo. 

Walaupun kalah dari Hungaria, Timnas Hindia Belanda mendapat Pujian dari sejumlah media Eropa seperti media asal Prancis, L’Equipe menjelaskan gaya permainan Timnas Hindia Belanda sangat atraktif. Sementara media Inggris, The The Times menyebut gaya serangan Timnas Hindia Belanda sangat menarik. Namun, pertahanan Hindia Belanda amburadul karena tak ada penjagaan ketat yang dilakukan kepada para pemain Hungaria.

Setelah absen di edisi-edisi Piala Dunia selanjutnya. Akhirnya harapan Timnas Indonesia dapat ambil bagian di pesta sepakbola paling akbar di dunia tersebut di tahun 2026 mungkin akan terbuka lebar. Peluang itu terbuka asalkan Timnas Indonesia mendapatkan tambahan tenaga pemain Keturunan berkualitas. Jairo Riedewald (Crystal Palace), Ole Romeny (FC Utrecht), Mees Hilgers (FC Twente), Kevin Diks (FC Copenhagen) dan Emil Audero (Inter Milan) diharapkan gabung Timnas Indonesia sebelum September 2024, atau sebelum babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dimulai.

*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman

***

tags: #timnas indonesia #hindia belanda #piala dunia

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI