Anak jangan dihakimi

Anak jangan dihakimi

Ini Dosa yang Acap Dilakukan Orang Tua kepada Anak (1)

Anak adalah berlian. Berkilau atau tidaknya dia, tergantung orang tua yang mengasahnya.

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 08:13 WIB - Trik
Penulis: @elbaralazuardi . Editor: Kuaka

SURGA memang berada di bawah telapak kaki ibu. Dan untuk meraihnya, seorang anak kudu berbakti pada ibu, juga ayahnya. Namun, berbakti atau tidaknya seorang anak, tergantung dari didikan orang tuanya. Tidak mungkin seorang anak dapat dan tahu cara berbakti jika orang tuanya tidak pernah mengajarkan.

Karena itu, amat penting untuk tahu dan mempraktikkan cara mendidik anak yang benar. Namun, seiring waktu, kesibukan dan perubahan gaya hidup, ekonomi sosial juga budaya, membuat pola ajar kepada anak juga berubah.

BERITA TERKAIT:
Polisi Dalami Kasus Dugaan Pembunuhan Orang Tua terhadap Balita di Kediri
Cegah Tawuran, Polisi Minta Orang Tua Awasi Anak
Usai Bongkar Kasus Video Porno Lintas Negara, Polisi Imbau Orangtua Awasi Anak saat Main Handphone
Cegah Bunuh Diri di Kalangan Siswa, Disdik Kota Semarang Minta Para Guru dan Ortu Aktif Komunikasi
Orang Tua Diimbau Perhatikan Kesehatan Mental Anak dan Remaja

orang tua saat ini amat jarang yang memiliki waktu untuk dihabiskan bersama anak. Anak menjadi sepenuhnya di bawah asuhan guru, dan atau jika di rumah, kepada pembantu. orang tua yang lelah bekerja, tidak memiliki kesabaran dan keleluasaan untuk menemani dan mendidik anaknya.

Padahal, waktu bersama anak adalah investasi terbaik.

Padahal, memeluk anak adalah tanda sayang terindah.

Padahal, bermain bersama anak adalah kenangan terdalam untuk mereka.

Tapi, hal yang, seharusnya sederhana itu, kian jadi mahal bagi orang tua. Tuntutan pekerjaan, desakan ekonomi, dan mahalnya biasa hidup dan sekolah, membuat mereka berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Tapi di saat yang bersamaan juga ‘’menabur’’ bencana untuk anaknya.

Jadi, apa artinya orang tua bekerja habis-habisan untuk anak, tetapi di saat yang bersamaan membiarkan anak berada dalam asuhan yang tak tepat. Membiarkan  anak hidup tanpa pondasi yang paling mereka butuhkan.

Pondasi kasih sayang dan perhatian. Yang kelak lahir sebagai cinta dan hidup dalam kesabaran dan toleransi bagi si anak.

 

TEKANAN waktu dan juga ekonomi, memnbuat orang tua juga tidak memahami proses dalam kehidupan si anak. Budaya instan kian menggerogoti dan berharap si anak dapat memenuhi semua harapan mereka dengan cepat. Bahkan acap, karena merasa telah bekerja habis-habisan untuk anak, jadinya si anak didudukkan sebagai mercu suar kebanggaan dan juga pelunas obsesi orang tuanya.

Bayangkan. Lahir hanya untuk dibebani oleh tujuan-tujuan yang dulunya tak mampu digapai oleh orang tua.

Maka, kita acap mendengar cita-cita si anak yang dipilihkan orang tua.

Sekolah dan kampus anak yang juga dipilihkan, termasuk jurusan.

Juga pekerjaan.

Anak kehilangan independensinya. Anak kehilangan kebanggan atas dirinya. Anak hanya merasa berharga jika dia dapat memenuhi tujuan yang dibebakan orang tuanya. Ini pedih luar biasa.

Anak diikutkan les piano, hanya karena si orang tua dulunya ingin dan gagal. Anak dileskan matematika, karena si orang tua ingin si anak pintar dan kelak memilih jurusan eksakta. Ini termasuk memilihkan makanan, jenis pakaian, dan lainnya.

Bukannya anak senang, bangga, tapi justru stress dan bingung. Dia akhirnya tumbuh sebagai robot yang seluruh hidupnya dalam kendali remote controle orang tua.

Barangkali banyak orang tua yang menggelengkan kepala, tidak mengakui. Tapi ayolah berkaca, benarkah kita tidak menjadi amat dominan kepada anak-anak? Benarkan kita tidak acap menunjukkan jalan kepada mereka seakan-akan itulah jalan paling benar dan satu-satunya? Tidakkah kita sering memberikan contoh kegagalan orang lain dengan niat memacu mereka yang sebenarnya jatuh sebagai ‘’hantu’’ bagi mereka? Meninggalkan mereka dalam ketakutan yang akut?

Artikel selanjutnya akan menunjukkan betapa banyak dosa yang orang tua buat untuk anak-anaknya, atas nama cinta, kasih sayang, dan masa depan. Padahal….

***

tags: #orang tua #mendidik anak #dosa #parenting

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI