Politisi PSI Guntur Romli Soal Korupsi ACT: Jual Agama Paling Gampang, Rakyatnya Bego 

"Jual agama itu paling gampang," tulis Guntur Romli. 

Selasa, 05 Juli 2022 | 13:19 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Beberapa waktu terakhir publik dibuat heboh dengan kabar dugaan tindakan korupsi oleh ACT (Aksi Cepat Tanggap). ACT sendiri merupakan lembaga filantropi yang menghimpun dana umat untuk kemanusiaan. 

Hal tersebut pertama kali diberitakan di Majalah Tempo Edisi Sabtu, 2 Juli 2022 dengan tulisan bertajuk 'Aksi Cepat Tanggap Cuan'. Disebutkan bahwa Pendiri sekaligus pimpinan ACT Ahyudin sempat menggunakan dana sosial yang dikumpulkan lembaganya untuk keperluan pribadinya. 

BERITA TERKAIT:
Kejagung Sita 7,7 Kilogram Emas dari Enam Tersangka Korupsi 109 Ton Emas
Khofifah Dilaporkan KPK Soal Dugaan Korupsi Kemensos, Ini Responnya 
ICW Sebut Tapera Rentan Jadi Ladang Korupsi Baru 
Bukan Rp271 T! Kerugian Negara dalam Kasus Korupsi Tigah Ternyata Tembus Rp300 Triliun 
SYL Minta Pejabat di Kementan Patungan untuk Gaji ART-nya Rp35 Sebulan 

Ahyudin sendiri telah mengundurkan diri sejak Januari lalu.

Merespon hal ini, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rizal Romli bercuit di akun Twitternya. Guntur Romli menyatakan bahwa berjualan agama adalah cara paling gampang. 

"Jual agama itu paling gampang," tulis Guntur Romli

Selain itu ia juga menyebut bahwa jual agama sangat mudah karena masyarakat Indonesia masih "bego". 

Dalam cuitan itu Guntur menyantumkan sampul majalah Tempo. 

“Kantong Bocor Dana Umat. Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap limbung karena pelbagai penyelewengan. Pendiri dan pengelolanya ditenggarai memakai dana donasi masyarakat untuk kepentingan pribadi,” demikian narasi tertulis dalam sampul Majalah Tempo tersebut.

Pendiri sekaligus pimpinan ACT, Ahyudin, yang telah mengundurkan diri sejak Januari lalu, disebut melakukan penyelewengan dana donasi publik untuk kepentingan pribadi.

Ahyudin disebut sempat mentransfer dana sejumlah Rp 11 miliar ke adiknya, Rosman. Dana tersebut sebenarnya dikumpulkan dari sejumlah donatur untuk pembangunan Masjid Dermawan dan kawasan Pesantren Peradaban tahap kedua di Desa Cintabodas, kecamatan Culamega, Tasikmalaya, Jawa Barat, kampung halaman Ahyudin.

Pemborosan duit lembaga juga disebut terjadi di ACT. Gaji Ahyudin saja, disebut mencapai Rp 250 juta per bulan. Itu belum termasuk berbagai fasilitas kendaraan mulai dari Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero Sport hingga Honda CRV. 

Ahyudin juga disebut menggunakan dana masyarakat tersebut untuk membeli rumah dan perabotan dengan nilai yang fantastis. Tak hanya itu, para petinggi ACT juga disebut mendapatkan fasilitas makan tiga kali sehari dengan standar ala restoran.

Namun, Ahyudin membantah telah menyelewengkan dana lembaganya itu.  

“Kalau saya tidak punya uang, boleh dong saya pinjam ke lembaga,” ujarnya dalam wawancara dengan Majalah Tempo.

“Saat ini saya terlilit cicilan rumah, cicilan mobil, bahkan biaya sekolah anak. Jika saya membawa kabur duit lembaga dari mana logikanya?”

Dia juga menyatakan dipaksa untuk mundur dari ACT. Ahyudin mengaku difitnah menggunakan dana lembaga untuk kepentingan pribadinya. Dia bahkan berani menghadapi masalah ini di jalur hukum. 

"Jika tuduhan itu benar, saya seharusnya dilaporkan ke penegak hukum," kata dia.


 

***

tags: #korupsi #act #aksi cepat tanggap #penyelewengan #guntur romli

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI