Tujuh Tahun Terakhir Luas Karhutla Turun 97,3 Persen

Terjadi penurunan sebanyak 98,6% titik panas pada 2022 dibanding 2014. Pada 2022, tercatat ada sebanyak 1.245 titik panas. 

Rabu, 26 Oktober 2022 | 22:41 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Semenjak pemerintah melakukan corrective action penanganan karhutla sejak 2015, luas titik panas dan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terus menurun.

Direktur Pengendalian kebakaran hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Basar Manullang mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun KLHK, luasan karhutla pada 2022 mengalami penurunan sebanyak 97,3% dibanding pada tahun 2014.

BERITA TERKAIT:
Polres Semarang Hentikan Operasi Kemanusiaan Pemadaman Kebakaran Gunung Merbabu
Kebakaran Gunung Merbabu Sebabkan 91 Orang Mengungsi 
Karhutla di Gunung Merbabu Meluas, Warga Sekitar Dievakuasi
Kebakaran Hutan Belum Padam, Seluruh Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup Sementara
Helikopter Water Bombing Bantu Padamkan Karhutla Gunung Lawu

"Kita bersyukur atas karunia Tuhan kepada bangsa Indonesia dan semakin terintegrasinya upaya penaganan kebakaran hutan dan lahan di tingkat tapak, dengan pelopor teman-teman saya Manggala Agni, luas karhutla dan hotspot terus menurun setiap tahunnya," kata Basar dalam webinar Festival Iklim 2022 bertajuk Dua Dekade Manggala Agni Mengabdi untuk Negeri Bebas Asap dan Polusi, Rabu (26/10). 

Sebagai informasi, pada 2014 terjadi kebakaran hutan dan lahan seluas 2,7 juta hektare. Angka itu kemudian menurun pada 2015 menjadi 2,6 juta hektare, seluas 438 ribu hektare pada 2016 , seluas 165 ribu hektare pada 2017, seluas 510 ribu hektare pada 2018, seluas 1,6 juta hektare pada 2019, dan seluas 296 ribu hektare pada 2020. 

"Lalu pada 2021 seluas 358 ribu hektare. Dan pada 2022 dari Januari sampai September ada seluas 183 ribu hektara lahan terbakar. Kalau head to head Januari sampai September 2021, tahun ini terjadi penurunan sekitar 20%," beber dia. 

Sementara itu, luasan titik panas juga terus mengalami penurunan. Terjadi penurunan sebanyak 98,6% titik panas pada 2022 dibanding 2014. Pada 2022, tercatat ada sebanyak 1.245 titik panas. 

Sementara pada 2014 lalu titik panas mencapai 89.214. Untuk terus memperbaiki upaya penanganan karhutla, Basar memastikan pihaknya terus membaca peluang dan tantangan pengendalian karhutla di lapangan agar bisa menyesuaikan berbagai kebijakan. 

"Upaya yang dilakukan ialah dengan mengoptimalkan kerja sama di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan stakeholder di tingkat tapak, peningkatan kompetensi manggala agni, peningkatan status manggala agni, perubahan pola dan kerawanan karhutla serta inovasi pengendalian karhutla," pungkas Basar.

***

tags: #karhutla #kebakaran hutan #kementerian lingkungan hidup dan kehutanan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI