Disnakkan Boyolali Ingatkan Potensi Penurunan Produksi Ikan akibat Kemarau Agustus Mendatang

Penurunan produksi karena ada penurunan volume air di waduk.

Minggu, 23 Juli 2023 | 17:21 WIB - Ragam
Penulis: Fauzi . Editor: Surya

KUASAKATACOM, Boyolali - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali menyebutkan dampak kemarau dan El Nino bagai para petani ikan di Kota Susu. Meski belum menunjukkan dampak kemarau, namun Disnakkan menyebut ada penurunan produksi ikan air tawar pada bulan Agusus pada tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Perikanan Disnakkan Kabupaten Boyolali Nurul Nugroho mengatakan penurunan produksi karena ada penurunan volume air di waduk sehingga produksi ikan agak berkurang.

BERITA TERKAIT:
Sejumlah Wilayah Indonesia Mulai Kemarau pada 28 Juni hingga 4 Juli
BPBD Kota Semarang Sediakan 1,5 Juta Liter Air Bersih untuk Hadapi Kemarau
Memasuki Kemarau, Jumlah Warga Cilacap Terdampak Kekeringan Bertambah
Hadapi Kemarau, Kementan Siapkan Puluhan Ribu Pompa Air
Alami Kemarau Panjang, Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Sasar Warga Padas

Dia menyampaikan produksi ikan di Boyolali pada 2022 sebanyak 33.000 ton dan realisasi mencapai 34.216,779 ton atau melebihi jumlah yang targetkan.

"Kami target produksi ikan di Kabupaten Boyolali pada 2023 ini, sebanyak 35.068 ton. Sedangkan pada 2024 mencapai 35.174 ton," katanya, Sabtu (22/7/2023).

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati, menyebutkan musim kemarau efek fenomena El Nino belum rugikan atau  dampak negatif terhadap produksi perikanan di wilayahnya.

"Dengan musim kekeringan dampak El Nino hingga saat ini, belum ada dampak terhadap produksi perikanan air tawar di Boyolali," kata Lusia Dyah Suciatio.

Menurut dia, produksi ikan tetap konsisten walaupun memasuki musim kemarau, karena ada sentra perikanan di Kampung Lele Sawit, Boyolali, sedangkan yang terdampak hanya sebagian kecil Boyolali wilayah Utara.

Kendati demikian, Disnakkan Boyolali tetap melakukan pendampingan secara kontinyu ke pelaku usaha perikanan. Dengan melakukan pengecekan kualitas air, hama, dan penyakit ikan.

Selain itu, Disnakkan melakukan pengelolaan secara terpadu dengan petani sistem bergiliran atau kolam tanah. Sedangkan, di wilayah yang sumber airnya sedikit atau kolam terpal menggunakan probiotik untuk menjaga kualitas air dan meminimalisasi penggantian air.

produksi ikan air tawar di Boyolali seperti lele, gurami, mujaer, dan nila sekitar 80 proses daerah pemasaran seperti Yogyakarta dan Solo Raya, sedangkan sekitar 20 persennya di wilayah Boyolali.

***

tags: #kemarau #boyolali #disnakkan #produksi #ikan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI