Stasiun Tawang Disulap Jadi Catwalk, Para Model Berlenggak-lenggok di “Modest Fashion 2023”

Ajang tersebut digelar untuk mengekspose potensi modest fashion (gaya pakaian tertutup) di Jawa Tengah.

Rabu, 25 Oktober 2023 | 22:31 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang- Puluhan pasang mata lekat menatap lenggak-lenggok model memeragakan modest fashion. Sebuah tren mode wanita yang tidak banyak mengekspose kulit alias tertutup. Bertempat di peron Stasiun Tawang, bangunan bertarikh 1864 itu, turut jadi saksi perkembangan UKM kriya Jateng yang modis.

Sejumlah penumpang kereta api berhenti, dan ikut menyaksikan pagelaran tersebut. Salah satunya, Damarjati, yang siang itu hendak menempuh perjalanan ke Surabaya dengan kereta api. Wanita asal Batulicin, Kalimantan Selatan tersebut mengaku pagelaran itu cukup unik, karena diselenggarakan di stasiun.

BERITA TERKAIT:
Pemkab Demak Berkomitmen Dukung Pengembangan UMKM
Usai KKS-KKU, 655 Mahasiswa Unika Soegijapranata Gelar Expo UMKM Dampingan
Komunitas Belajar Bonsai Pamerkan Ratusan Bonsai di Boyolali
Genjot Ekspor, 20 UMKM Jateng Bakal Unjuk Gigi Pada 35 Konjen dan 18 Buyer di Bali
Gemerlap Expo di Java Mall, Upaya Pemkot Semarang Promosikan Produk UMKM

“Kok bisa di tempat publik. Biasanya hanya di mal, karena di sana (Kalimantan Selatan) tidak ada stasiun. Di sana juga susah cari batik,” ucap Damarjati, saat ditemui Rabu (25/10/2023).

Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Semarang Chapter Ina Priyono mengungkapkan, perkembangan mode pakaian di Jateng sangat pesat. Satu di antaranya mode modest fashion. Menurutnya, mode ini memiliki satu kekhasan yakni rapi dan cenderung tertutup. "Semua apik-apik bagus," tuturnya.

Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Jateng Shinta Nana Sudjana mengatakan, ajang itu merupakan upaya unjuk gigi kualitas UKM di Jawa Tengah. Menurutnya, dengan bentang alam pesisir hingga pegunungan, membawa kekhasan tersendiri pada produk kriya yang dihasilkan. Hal itu didukung dengan dominasi umat muslim yang mencapai 97,26 persen atau 36,21 juta jiwa. Selain potensi produk yang beraneka, juga pangsa pasar yang besar bagi produk bernuansa muslim. 

"Indonesia dengan populasi muslim 229 juta dan negara terbesar ketiga setelah Turki dan Uni Arab Emirate, dalam konsumsi produk modest fesyen. Ini peluang bagi UKM mengembangkan produk fesyen. Juga motivasi untuk mengembangkan fesyen sesuai karakter wilayah," ujarnya. 

Kepala Dinkop UKM Jateng Eddy Sulistiyo Bramiyanto mengatakan, ajang tersebut digelar untuk mengekspose potensi modest fashion (gaya pakaian tertutup) di Jawa Tengah. Dengan potensi kontur alam dan sumber daya yang dimiliki, ia yakin provinsi ini mampu menjadi trendsetter produk busana muslim. 

Pada ajang tersebut, katanya, ada enam UKM yang menampilkan karyanya. Di antaranya, Batik Warna  Alam si Putri, Batik Muria Kudus, Al Fath, Aldi Zahra, Batik Smile dan Batik Srihanna.

"Taglinenya adalah Jawa Tengah kiblat tren modest fesyen menuju internasional. Harapannya produk fesyen meningkatkan pendapatan UMKM dan melibatkan masyarakat, akhirnya akan mengurangi kemiskinan. Multiplier effect-nya secara tidak langsung seperti itu," pungkas Bram, sapaan akrabnya.

***

tags: #umkm #stasiun tawang #dekranasda #produk kriya #produk fesyen

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI