Pakar: Setiap 40 Detik Orang Bunuh Diri, Kesehatan Mental Seharusnya Tidak Diremehkan 

"Setiap 40 detik di dunia ini, satu orang bunuh diri. Hitung saja sudah berapa banyak dan di Indonesia juga meningkat,"

Sabtu, 11 Mei 2024 | 16:42 WIB - Kesehatan
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Angka bunuh diri mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Bahkan berdasarkan data setiap 40 detik satu orang di dunia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri

Menurut Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ, MPH, penyebab seseorang bunuh diri adalah hilangnya motivasi hidup. Hal ini menjadi masalah yang mempengaruhi kesehatan mental sehingga mereka tidak berpikir panjang untuk mengakhiri hidup. 

BERITA TERKAIT:
Pola Asuh yang Baik Cegah Stunting
Shinta Nana Sudjana: Luka Batin Ortu Pengaruhi Pola Asuh Anak
Pakar: Setiap 40 Detik Orang Bunuh Diri, Kesehatan Mental Seharusnya Tidak Diremehkan 
Menkes Kampanyekan Kesehatan Mental: Bersenang-senang adalah Kunci Jiwa yang Sehat
DKK Semarang Gencarkan Program Penanganan Kesehatan Mental bagi Remaja

"Setiap 40 detik di dunia ini, satu orang bunuh diri. Hitung saja sudah berapa banyak dan di Indonesia juga meningkat," kata Dr. Fidiansjah dalam webinar Mental Health Road to Milad ESQ ke-24, Sabtu (11/5/2024). 

Dr. Fidiansjah menjelaskan sebagian besar orang yang memilih untuk bunuh diri biasanya sudah tidak lagi memiliki daya dan dukungan untuk melalui masalah hidup maupun masalah kesehatan mental.

"Itu gambaran pencarian kesejahteraan dan kesehatan yang mereka cari. Akhirnya menempuh cara dengan mindset, 'buat apa hidup?'" jelasnya.

"Sudah tidak ada lagi daya dan akhirnya bunuh diri menjadi jalan keluar," sambungnya. 

Menurutnya, pergeseran zaman yang serba modern ini juga menjadi faktor yang membuat angka bunuh diri semakin meningkat. Sebab, dengan zaman yang serba instan dan mudah ini, banyak orang yang lupa untuk menyertakan nilai-nilai keagamaan dalam hidupnya. 

Sehingga, ilmu yang diperoleh sangat banyak, tapi tidak disaring dengan nilai-nilai keagamaan. Maka banyak orang yang menjadi hilang arah dan menempuh cara-cara tersebut untuk mengakhiri hidup.

“Jadi dunia yang penuh dengan kemudahan, kalau dia juga tidak mengikuti perkembangan, dia akan menjadi lumpuh. Makanya Einstein sendiri sudah mengatakan agama tanpa ilmu itu lumpuh. Tapi ilmu tanpa agama kehilangan arah," ujarnya. 

Selain itu, Dr. Fidiansjah menyatakan bahwa kemajuan teknologi membuat banyak tokoh-tokoh publik yang memilih untuk bunuh diri. Kejadian ini membuat mereka yang sedang putus asa terpantik untuk melakukan hal serupa. 

Oleh karenanya, ia menyarankan di tengah kemajuan teknologi saat ini, masyarakat Indonesia tetap memperhatikan jenis tontonan. Bukan cuma itu, apabila sudah memiliki masalah kesehatan mental, sebaiknya konsultasikan ke ahli dan dokter agar bisa diobati dengan baik. 

"Tidak ada suatu dialog yang bisa dia coba luruskan. Akibatnya tentu ini juga tidak tepat, Iqro-nya tidak pada tempatnya. Kalau kita kemudian tidak datang kepada ahlinya," tandasnya.


 

***

tags: #kesehatan mental #bunuh diri

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI