DKK Semarang Gencarkan Program Penanganan Kesehatan Mental bagi Remaja

ika terdapat indikasi abnormal dari hasil skrining tersebut, maka akan diberi penanganan lebih lanjut.

Kamis, 19 Oktober 2023 | 12:07 WIB - Kesehatan
Penulis: Holy . Editor: Muyassaroh

KUASAKATACOM, Semarang - Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anak muda yang terjadi di kota Semarang menjadi perhatian masyarakat luas. Dalam kurun waktu  yang tidak berselang lama, Selasa (10/10) dan Rabu (11/10) dua mahasiswi dari Universitas di Kota Semarang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Peristiwa tersebut juga mendapatkan perhatian dari Dinas Kesehatan Kota atau DKK Semarang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam menyampaikan beberapa program yang dijalankan dalam menangani kesehatan mental yang dapat diakses masyarakat kota Semarang. Dirinya menjelaskan bahwa pihaknya sudah sejak awal tahun 2022 melakukan screening terkait dengan kesehatan mental emosional masyarakat di berbagai tempat seperti Puskesmas, sekolah, Posyandu, dan lain sebagainya.

BERITA TERKAIT:
Kepergok akan Tawuran, Enam Remaja Ini Dikukut Polisi
Lima Remaja Jepara Digelandang di Mapolsek Kudus karena Pesta Miras di Balai Jagong
Kepergok Hendak Balap Liar, Belasan Remaja Dikukut Polisi
Bocah 17 Tahun di Lampung Bunuh Polisi dengan Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban 
TPPP Polrestro Jakbar Amankan 12 Remaja Diduga Hendak Tawuran

“Kita membagikan kuesioner kepada masyarakat, tergantung sasarannya, jika 18 tahun ke atas kita gunakan SRQ (Self-Reporting Questionnaire). Tapi untuk SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) digunakan untuk yang berumur 4 sampai 18 tahun. Kita melakukan skrining (SRQ dan SDQ) sejak awal tahun 2022,” kata Hakam, Kamis (19/10).

SRQ sendiri adalah kuesioner yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) untuk skrining gangguan psikiatri clan untuk keperluan penelitian. Sedangkan (SDQ), kuesioner untuk deteksi dini masalah perilaku dan emosi pada anak dan remaja berusia 4 – 18 tahun. Dinkes Kota Semarang turut melakukan skrining tersebut guna mengetahui kesehatan mental emosional masyarakat agar mendapat penanganan yang sesuai jika abnormal.

Lebih jauh, Hakam menjelaskan tindak lanjut dari kegiatan skrining kesehatan mental emosional tidak berhenti sampai di situ. Jika terdapat indikasi abnormal dari hasil skrining tersebut, maka akan diberi penanganan lebih lanjut.

“Pada dasarnya skrining ini untuk kesehatan mental emosional, dan yang abnormal ini ditindaklanjuti ke Puskesmas, kemudian jika ada hal-hal yang tidak bisa ditangani maka akan dirujuk ke rumah sakit,” ucapnya.

Selain program tersebut, pihaknya juga sudah memiliki Layanan Konsultasi kesehatan mental (Layanan SULTAN) yang tersebar di Puskesmas se-kota Semarang. Lebih jauh, dirinya berencana untuk mengupayakan layanan tersebut agar dapat diakses secara daring. Hal itu bertujuan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dan memberikan kemudahan masyarakat untuk mendapat penanganan lebih lanjut terkait dengan kesehatan mental emosionalnya.

“Kita sedang mencoba, perihal melakukan konsultasi dokter melalui call center Dinas Kesehatan untuk konsultasi kesehatan mental. Sekarang belum berjalan karena sedang dipersiapkan, nanti harapannya masyarakat bisa mengakses untuk kesehatan mental emosional, targetnya remaja,” terang dia.

***

tags: #remaja #bunuh diri #dkk semarang #kesehatan mental

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI