Nguri-Uri Budaya, 500 Kapal Nelayan Ikuti Sedekah Laut di Tambaklorok Semarang

kegiatan ini sempat berhenti selama empat tahun karena pandemi. 

Senin, 03 Juni 2024 | 08:44 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang - Lebih dari 500 kapal ikut memeriahkan tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji di Tambaklorok, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Minggu (2/6/2024). 

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama jajaran Forkopimda mengikuti prosesi larung sesaji, berupa kepala kerbau dan aneka makanan tradisional yang dilarung hingga ke tengah laut. 

BERITA TERKAIT:
Berangkat Melaut, Sunarko Dikabarkan Tenggelam di Perairan Tasik Agung Rembang
Hendak ke Cilacap, Kapal Nelayan Alami Kebocoran Lambung 
Nguri-Uri Budaya, 500 Kapal Nelayan Ikuti Sedekah Laut di Tambaklorok Semarang
Masyarakat Pesisir Diimbau Waspadai Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia
Ikan Paus Ditemukan Terdampar di Perairan Rokan Hilir

Ketua panitia sedekah laut, Suwartono mengatakan, kegiatan ini memang sempat berhenti selama empat tahun karena pandemi. 

"Alhamdulillah bisa berjalan lagi, meskipun hasil swadaya masyarakat dan nelayan. Tahun sebelumnya hanya sekadar selametan saja. Ini merupakan bentuk nguri-uri budaya," kata Suwartono.

Dalam proses sedekah laut, kepala kerbau dilarung bersama sesaji dan makanan tradisional. Sebelumnya juga telah dilakukan doa bersama oleh para nelayan dan masyarakat Tambaklorok

"Ada 500 perahu yang ikut. Harapannya kami semua khususnya nelayan bisa mendapatkan tangkapan yang berlimpah di laut, mudah-mudahan tidak ada halangan apapun," imbuhnya. 

Suwartono berharap kegiatan Sedekah Laut Larung Sesaji ini bisa menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Semarang, sehingga bisa dianggarkan dalam APBD.

WaliKota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu merasa sangat bangga dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat nelayan Tambaklorok yang tetap menjaga kelestarian tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji.

"Tradisi ini merupakan wujud kearifan lokal yang harus kita pelihara bersama," ujar Mbak Ita, sapaannya dalam sambutan sebelum acara. 

Menurut Mbak Ita, sedekah laut ini tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan para nelayan. Namun juga sebagai ungkapan permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keberkahan, keselamatan, dan kelancaran dalam melaut. 

"Para nelayan, sebagai garda terdepan dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya laut, tentunya memiliki peran yang sangat penting. Melalui tradisi Sedekah Laut Larung Sesaji ini, kita diingatkan untuk selalu menjaga kelestarian ekosistem laut dan alam," papar dia. 

Saat prosesi larung sesaji, lanjut Mbak Ita, ada ribuan masyarakat dan nelayan yang ikut memeriahkan acara. Bahkan, ada lebih dari 500 kapal yang terlibat dalam prosesi ini. 

"Ini menjadi salah satu cara nguri-uri budaya, menghormati leluhur kita, melalui kegiatan tradisional seperti ini. Ini merupakan momentum untuk semakin meningkatkan rasa syukur, kepedulian, dan tanggung jawab kita bersama terhadap kelestarian laut," jelasnya. 

Harapannya, lanjut Mbak Ita, nelayan bisa diberi keselamatan saat melaut, mendapat ikan yang melimpah dan diberi kesejahteraan. 

Dia menjelaskan, bahwa Sedekah Laut Larung Sesaji bisa menjadi salah satu agenda yang masuk dalam kalender event Pemerintah Kota Semarang. "Ini bisa jadi event tahunan, dan jadi destinasi wisata baru, Sedekah Laut Larung Sesaji," bebernya.

Dalam kesempatan tersebut, Mbak Ita sekaligus memonitor kapal-kapal para nelayan yang masih menggunakan bahan bakar solar. Menurutnya, dengan bahan bakar tersebut menghasilkan asap pekat yang hitam dan tentu akan jadi polusi udara.

***

tags: #nelayan #tambaklorok #sedekah laut larung sesaji #kota semarang

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI