Sempat Vakum 4 tahun, Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam

Wisatawan yang ingin berkunjung dapat melakukannya saat sore hari.

Rabu, 26 Juni 2024 | 10:55 WIB - Ragam
Penulis: - . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali membuka kunjungan pada malam hari untuk publik setelah vakum empat tahun akibat Covid-19. Peneliti Observatorium Bosscha ITB,Yatny Yulianti menjelaskan kunjungan malam tersebut akan dibuka dengan kuota 100 orang dalam satu kali kunjungan

“Kami ingin memperkenalkan tentang bagaimana cara astronomi bekerja di sebuah observatorium dengan memberikan pengalaman tentang pengamatan langit malam dan juga mengenal Observatorium Bosscha,” ujarnya pada Minggu (23/6/2024).

BERITA TERKAIT:
Sempat Vakum 4 tahun, Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam
Nicke Widyawati Resmi Buka Pertamina Goes to Campus 2024 di ITB
Anggota DPR Sebut ITB Jerumuskan Mahasiswa ke Lingkaran Utang dengan Tawarkan Pinjol 
Cerita Mahasiswa ITB dengan UKT Rp12,5 Juta: Sudah Ajukan Keringanan tapi Diberi Opsi Pinjol 
Mahasiswa ITB Gelar Demo Buntut dari Opsi Bayar UKT Lewat Pinjol 

Selanjutnya, untuk jadwal kunjungan akan dibuka pada tanggal-tanggal tertentu dari Juni sampai Agustus 2024. Berdasarkan situs Observatorium Bosscha, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan peluang keberhasilan pengamatan karena sudah memasuki musim kemarau. 

“Untuk bulan Juni kami buka pada tanggal 14 dan 21, untuk Juli di tanggal 11, 12, 18, dan 19. Sedangkan untuk bulan selanjutnya pada tanggal 8, 9, 15 dan 16,”tuturnya.

Wisatawan yang ingin berkunjung dapat melakukannya saat sore hari. Hal itu dikarenakan pengunjung dapat beradaptasi dengan lingkungan observatorium ketika hari masih terang. kunjungan malam akan dibuka untuk Kamis atau Jumat setiap 2 pekan.
Yanty menerangkan bahwa, pada program kunjungan malam ini pengunjung akan diajak mengamati objek langit dengan teleskop dipandu oleh staf astronom dari Observatorium Bosscha. Pada sesi kunjungan juga akan dijelaskan benda-benda langit dan fenomena astronomi lainnya.

“Jadi memang target utamanya adalah memberikan pengalaman yang dirasakan oleh pengunjung tentang bagaimana mengamati langit malam menggunakan teleskop yang ada di Observatorium Bosscha,”katanya. 

Dilansir dari laman bosscha.ITB.ac.id, pembukaan kunjungan malam ini mendapat respons antusiasme yang luar biasa dari masyarakat. Ia menyebut penjualan tiket untuk bulan Juni sudah habis terjual dalam waktu sekitar satu menit. Dikutip dari situs Observatorium Bosscha, harga tiket masuk dibanderol Rp 50.000 per orang dengan kuota 100 orang pengunjung per hari. Pendaftaran hanya bisa dilakukan melalui laman situs Observatorium Bosscha. Halaman pendaftaran kunjungan hanya dibuka pada hari Senin - Kamis pukul 9 pagi hingga 3 sore waktu Indonesia barat. Pendaftaran tidak bisa dilakukan pada hari libur nasional dan cuti bersama.

Sebagai tambahan informasi. Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium ini terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Observatorium ini dibangun oleh NISV (Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging) atau Perhimpunan Bintang Hindia-Belanda yang dibangun pada 1923.

Mengutip dari laman Institut Teknologi Budi Utomo, observatorium ini bermula dari keinginan seorang insinyur astronom asal madiun, Dr. Joan George Erardus Gijsbertus Voute. Sebelumnya, Voute meneliti di Cape Observatory, Afrika Selatan, namun kurangnya dukungan pemerintah setempat membuat Voute kembali ke Batavia, Hindia Belanda. Bosscha mengumpulkan pengusaha dan orang-orang terpelajar untuk membentuk organisasi NISV untuk menyalurkan uang untuk pembangunan observatorium. Hingga pada tahun 1928, diperkirakan organisasi ini mampu menyumbangkan 1 juta Gulden untuk dana pendirian dan operasional harian observatorium.

Selanjutnya, dilansir dari laman Institut Teknologi Bandung, Observatorium Bosscha berada di ketinggian 1310 m dari permukaan laut, atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Nama Observatorium ini diambil dari nama sponsor utamanya, Karel Albert Rudolf Bosscha (1865-1928), seorang pemilik tanah yang memiliki perkebunan teh di daerah Malabar. Sebagai sebuah observatorium, tempat ini digunakan untuk pengamatan dan penelitian astronomi. Observatorium ini dilengkapi dengan teleskop berbagai ukuran dan jenis. Masing-masing teleskop memiliki sasaran objek pengamatan yang berbeda-beda.

Di Observatorium Bosscha, ada 5 teleskop yang aktif untuk penelitian astronomi. Di antaranya yaitu teleskop refraktor Ganda Zeiss, teleskop Schmidt Bima Sakti, teleskop Refraktor Bamberg, teleskop Cassegrain GOTO, dan teleskop refraktor Unitron.

*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman

***

tags: #itb #kunjungan #observatorium bosscha

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI