Gedung Kompolnas, Foto: Istimewa

Gedung Kompolnas, Foto: Istimewa

Anwar Abbas Kritik Densus 88, Kompolnas Ungkap Penangkapan di Papua

Menurut Kompolnas Densus 88 sudah melaksanakan tugasnya untuk memantau jaringan teror se-Indonesia.

Selasa, 09 November 2021 | 10:40 WIB - Ragam
Penulis: Ririn . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Kompolnas menanggapi kritik pengamat sosial-ekonomi dan keagamaan Anwar Abbas yang meminta Densus 88 tak sibuk mengambil kotak amal dan lebih berfokus memburu teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Menurut Kompolnas Densus 88 juga menangani KKB di Papua.

"Densus sudah melakukan penangkapan beberapa kali di Papua. Beberapa target Densus ada di Papua. Saya lupa nama tersangkanya KKB yang menangkap Densus," ungkap Ketua Kompolnas Benny Mamoto, Senin (8/11) malam.

BERITA TERKAIT:
Waketum Imbau Jemaah Haji Indonesia Ikuti Skema Murur
Meski Ramadan Selesai, Umat Muslim Diimbau Lanjutkan Berbuat Amal Baik
Waketum MUI Anwar Abbas Ajak Masyarakat Indonesia Doakan Palestina
Banyak Daerah Dilanda Kekeringan, Waketum MUI Imbau Umat Muslim Dirikan Salat Istisqa
Gugatan Rp1 Triliun Dicabut, Waketum MUI Anwar Abbas dan Panji Gumilang Damai

Ia menambahkan, Densus 88 sudah melaksanakan tugasnya untuk memantau jaringan teror se-Indonesia. Menurutnya Densus 88 tetap menangkap KKB Papua meski jumlahnya tidak sebanyak penangkapan teroris di daerah lain.

"Densus memantau jaringan teror se-Indonesia, tidak hanya di Papua. Memang jumlah yang ditangkap Densus di Papua tidak sebanyak di daerah lain. Di Papua kan ada Satgas Nemangkawi yang memang fokus mengejar KKB," ucapnya.

"Di Papua sudah ada Satgas Nemangkawi, terdiri dari TNI dan Polri yang tugasnya pencegahan dan penindakan terhadap KKB. Densus melaksanakan penanganan terorisme melalui program pencegahan, penindakan, dan deradikalisasi. Densus memiliki Satgas Wil di setiap Polda," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan alasan Densus 88 mengamankan kotak amal seperti yang terjadi di Lampung. Menurutnya pimpinan JI Para Wijayanto memang memanfaatkan kotak amal sebagai media untuk menggalang dana demi operasional kelompoknya.

"Salah satu cara penggalangan dana adalah melalui kotak amal yang disamarkan sehingga masyarakat tidak tahu siapa di balik kotak amal tersebut. Ini semua diatur di buku strategi mereka. Mereka bahkan punya bisnis legal sebagai sumber dana untuk mengelola organisasi, termasuk memberangkatkan ratusan anggotanya ke Suriah. Pendanaan sangat penting bagi organisasi teroris," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyebut pendanaan bagi kelompok teroris bagai darah bagi tubuh manusia. Menurutnya salah satu strategi melumpuhkan teroris adalah dengan mematikan sumber dananya, yang dalam hal ini adalah menyita kotak amal.

"Pendanaan sangat penting bagi organisasi teroris. Pendanaan tersebut ibarat darah bagi tubuh manusia. Kalau mau melumpuhkan kekuatan organisasi teroris maka salah satu caranya adalah mematikan sumber dananya. Densus ketika menyita kotak amal tentunya sudah didukung bukti yang kuat dan harus dipertanggung jawabkan di depan pengadilan," ujarnya.

"Oleh sebab itu marilah kita belajar tentang perkembangan jaringan teroris yang semakin maju dan canggih, supaya kita tidak tertinggal informasi, baik cara teroris berkomunikasi dengan teknologi terkini, maupun cara teroris mencari dukungan dana," pungkasnya.

***

tags: #anwar abbas #densus 88 #kompolnas

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI