Edy Sayudi, ST memaparkan materi dalam FGD Internasionalisasi Wisata Demak.

Edy Sayudi, ST memaparkan materi dalam FGD Internasionalisasi Wisata Demak.

Upaya Membangkitkan Pariwisata di Demak

Demak pada masa lalu menjadi pusat kebudayaan bertaraf internasional.

Kamis, 14 April 2022 | 22:35 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Demak- Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang terkena dampak langsung pandemi Covid-19, karena terganjal sejumlah pembatasan selama pandemi, salah satunya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

Tahun 2022 menjadi tahun pemulihan pariwisata, seiring dengan melandainya covid-19. Wisatawan nusantara (wisnus) tetap menjadi andalan sektor pariwisata. Termasuk  juga wisatawan manca negara (wisman) tahun ini ditargetkan mencapai sekitar 1,8 juta- 3,6 juta dengan nilai devisa pariwisata mencapai USD470 juta– USD1,7 miliar.  

BERITA TERKAIT:
Rombongan Pengantar Jemaah Haji Demak Alami Kecelakaan di Tol Semarang-Solo
Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour
Sektor Budi Daya Ikan di Demak Rugi Rp22 Miliar Gara-gara Banjir 
Sumarno Apresiasi Proyek Percontohan Sedimentasi Laut di Pantai Moro Demak
Bejat! Tukang Bakso di Semarang Perkosa Anak di Bawah Umur saat Tidur

Bagaimana kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah, dan persiapannya menghadapi tahun pemulihan wisata 2022 tersebut. Serta untuk mendukung upaya peningkatan potensi sektor pariwisata, maka Pusat Kajian Media dan Kebudayaan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) "Internasionalisasi Wisata Demak" di Gedung PPILN Demak, kamis (14/4). 

FGD yang diikuti oleh berbagai kalangan baik dari tokoh masyarakat, pelaku wisata, seniman, budayawan, pengusaha, pengambil kebijakan di sektor pariwisata, akademis, jurnalis dan tokoh agama itu berlangsung dalam susana hangat. 

Tiga orang pembicara menyampaikan materi dan gagasan untuk pengembangan wisata di Demak, antara lain Prof Dr. Wasino, M.Hum (Guru Besar Sejarah Unnes), H. Edy Sayudi, ST (Aanggota DPRD Demak / Pengusaha), dan Agus Kriyanto, SE, MM (Kepala Dinas pariwisata Demak). Sedangkan moderator FGD adalah Ketua Pusat Kajian Media dan Kebudayaan Dr. Teguh Hadi Prayitno, MM, MHum, MH. 

Pembicara dan Peserta FGD Internasionalisasi Wisata Demak yang digelar Pusat Kajian Media dan Kebudayaan.

Wasino mengungkapkan, harapan atau keinginan agar wisata demak go internasional itu sesungguhnya bukan sesuatu yang mengada-ada. Demak pada masa lalu menjadi pusat kebudayaan bertaraf internasional. Perkembangan Demak sebagai pusat perdagangan tak lepas dari peran Raden Patah, yang mampu membuat jaringan dagang dengan pegang di Malaka dan daerah Asia lainnya. 

"Warisan jaringan asia di Demak, berupa situs bersejarah, toponimi, tradisi (termasuk tradisi beragama), lanskap kota, jaringan sungai, makanan, lembaga pesantren perlu dihidupkan dalam narasi dan bentuk fisik," ujar Wasino yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Jawa Tengah itu. 

Wasino berharap agar situs peninggalan kesultanan Demak, bukan hanya didata saja, tetapi ada wujud nyata, dibangunnya sebuah bangunan Keraton Demak yang bentuknya berdasarkan literatur sejarah. 

"Sehingga para wisatawan yang datang, dapat bisa melihat fisik bangunan keraton sebagaimana wisatawan yang berkunjung di obyek wisata sejarah nasioal dan internasional," harap Wasino. 

Sedangkan anggota DPRD Kabupaten Demak Edy Sayudi merasa optimis bahwa bangkitnya pariwisata Demak ini akan dapat terwujud apabila semua pihak memberikan dukungan, baik dari unsur pemerintah, legeslatif, pengusaha, tokoh agama, pelaku pariwisata dan masyarakat. Namun demikian, Edy Sayudi yang juga seorang pengusaha sukses itu melihat bahwa pertimbangan bisnis juga harus dikedepankan, karena dunia pariwisata dan ekonomi kreatif dapat dijadikan bisnis. Sehingga apabila dengan perhitungan bisnis bisa jalan, maka investasi pun dapat mudah masuk di Demak. 

Edy menambahkan usia Demak yang sudah 519 tahun bukanlah usia muda, konsep dan gagasan yang sudah sering muncul baik di pemerintahan maupun dalam berbagai diskusi hingga kini belum terwujud. Oleh karena itu menciptakan rasa nyaman wisatawan itu penting agar mereka betah tinggal di Demak 

"Mari kita sama-sama mengumpulkan gagasan, kemudian membangun narasi baik tentang pariwisata Demak, selanjutnya merealisasikannya", ajak Edy. 

Sementara itu, Agus Kriyanto mengakui bahwa selama pandemi Covid 19, pariwisata yang sebelumnya mengajak orang untuk datang, kali ini justru mencegah orang agar tidak datang, karena menghindari kerumunan. Semoga pada tahun 2022 ini pariwisata di Demak semakin bangkit, agar ekonomi kembali bergeliat dan kedatangan wisatawan bukan hanya dalam negeri saja tapi juga mancanegara.

***

tags: #kabupaten demak #pariwisata #focus group discussion #pusat kajian media dan kebudayaan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI