Bocah Cirebon Depresi HP Dijual Ibu untuk Penuhi Kebutuhan

"Awalnya sih setelah HP punya anak itu saya jual buat kebutuhan sehari-hari. Waktu itu kan suami nggak ngirim uang 8 bulan waktu kerja di luar kota,"

Rabu, 15 Mei 2024 | 12:32 WIB - Ragam
Penulis: - . Editor: Hani

KUASAKATACOM, Cirebon - Seorang bocah diketahui berinisial A (13) asal Kota Cirebon diduga mengalami depresi karena handphonenya dijual oleh orang tuanya. Orang tua sang anak terpaksa menjual handphone miliknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

bocah tersebut merupakan warga Bedeng, Kelurahhan Pakiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Siti Anita, ibu si A (48) menjelaskan, awal mula anaknya mengalami depresi setelah telepon genggam dijual untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Pasalnya saat itu suaminya tidak memberikan nafkah selama 8 bulan saat bekerja di luar kota.

BERITA TERKAIT:
Seorang Bocah Tewas Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa, Polisi Lakukan Penyelidikan
Seorang Pria Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Lima Bocah Laki-laki
Viral Bocah Diterkam Anjing hingga Mata Terluka 
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Kasus Tewasnya Bocah di Galian Pompa
Sekelompok Remaja Diduga Cekoki Anak TK Miras, Polisi Turun Tangan

"Awalnya sih setelah Hp punya anak itu saya jual buat kebutuhan sehari-hari. Waktu itu kan suami nggak ngirim uang 8 bulan waktu kerja di luar kota," tuturnya pada Senin (13/5).

Usai kejadian itu,kondisi A lebih sering melamun dan kondisi emosinya sudah tidak terkontrol. Bahkan ia sering mengamuk dan melempar barang. Ia mengaku, melihat kondisi anaknya seperti itu kemudian berinisiatif untuk meruqiyah namun tidak kunjung mendapatkan hasil positif. 

Setelah itu, dia membawa anaknya A berobat secara medis dan dinyatakan mengalami depresi. Sampai saat ini, kondisi A tidak kunjung membaik, ditambah terbentur masalah ekonomi sehingga tidak bisa membawa berobat A secara rutin.

"Karena kondisi ekonomi saya kurang mampu dan memang butuh biaya yang nggak sedikit, meskipun punya BPJS hanya terhalang untuk akomodasi dan membutuhkan bantuan orang untuk mengantar karena anak suka ngamuk saat di ajak berobat," ungkapnya.

Gejala ini muncul ketika A duduk di kelas 6 sekolah dasar tepatnya setahun yang lalu, sehingga ia memutuskan A berhenti sekolah karena sering mengamuk ketika belajar di dalam kelas. Ia berharap kondisi anaknya ingin segera normal kembali dan bisa menempuh pendidikan setelah satu tahun berhenti sekolah. 

"Gejalanya muncul pas A kelas 6 SD, jadi waktu itu di kelas suka gebrak meja dan buat teman-temannya takut. Jadi saya putuskan A berhenti sekolah sampai sekarang. A juga sempat hilang dan ditemui di Kuningan setelah saya share di Facebook. Harapan ingin anak kembali normal dan bisa sekolah lagi," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Siti Maria mengatakan kasus ini perlu mendapatkan penanganan khusus. "Ini adalah kasus yang perlu mendapatkan penanganan serius, kami akan bantu kawal untuk kepulihan,"tuturnya.

Ia memastikan kondisi A masih bisa diobati dengan syarat berobat secara teratur. Pihaknya juga masih mencari faktor penyebab anak berusia 13 tahun itu mengalami gangguan kesehatan mental.

"Bisa kok masih bisa normal lagi dengan syarat berobat secara rutin, kita juga masih cari penyebab pasti supaya bisa dapatkan penanganan yang pas buat A," jelasnya.

Dalam waktu dekat pihaknya juga akan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan agar bisa memberikan pendampingan untuk pemulihan kondisi A. "Kalau melihat dari gejala secara sekilas memang ada rasa ketakutan dengan orang banyak. Untuk pastinya kita akan observasi dulu,"pungkasnya.

*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman

***

tags: #bocah #cirebon #depresi #hp

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI