Lepas Ekspor Baja Lapis, Mendag: Ini Termasuk Industri Berteknologi Tinggi
Indonesia telah memiliki perjanjian dagang Indonesia-Australia CEPA.
Minggu, 23 Juni 2024 | 16:24 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Surya
KUASAKATACOM, Jakarta - Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Mendag RI) Zulkifli Hasan melepas ekspor delapan kontainer produk baja lapis tujuan Australia, Kanada, dan Puerto Rico. Langkah ini merupakan kolaborasi nyata antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mendorong peningkatan kinerja ekspor non-migas Indonesia.
“Karena memang, kita kalau mau jadi negara maju harus menguasai pasar dunia. Apalagi ini baja, (produk) UMKM (yang diekspor) saja kita bangga, apalagi ini termasuk industri berteknologi tinggi,” ucap Zulkifli Hasan dikutip, Minggu.
BERITA TERKAIT:
Menteri Era Jokowi Tom Lembong Ditahan Kejagung karena Rugikan Negara Rp400 Miliar
Ditetapkan Sebagai Tersangka, Kejagung Langsung Tahan Tom Lembong
Satgas Musnahkan Kosmetik Impor Ilegal Senilai Rp11,4 M
2.939 Karpet Impor Turki Disita, Nilainya Rp10 M
Kemendag Awasi Barang Impor Ilegal, Salah Satunya di Pusat Perbelanjaan
Mendag menyebut, permintaan produk baja dari para importir di Kanada dan Australia terus meningkat dalam lima tahun terakhir, masing-masing sebesar 16,94 persen dan 14,72 persen.
Mengingat Indonesia banyak mengimpor produk dari Australia dan Kanada sehingga membuat neraca dagang Indonesia terhadap kedua negara defisit, Zulkifli pun berharap ekspor produk baja lapis tersebut dapat mengurangi defisit perdagangan.
Ia mengatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong perluasan akses pasar produk Indonesia ke Australia dan Kanada, salah satunya dengan penyusunan perjanjian dagang.
Indonesia telah memiliki perjanjian dagang Indonesia-Australia CEPA, sementara perjanjian dagang Indonesia-Canada CEPA saat ini masih dalam tahap perundingan.
Ia pun mengapresiasi PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) sebagai produsen dan eksportir produk baja lapis tersebut karena telah memanfaatkan peluang dan diversifikasi pasar ekspor serta menerapkan prinsip industri hijau dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing produk mereka.
“Mudah-mudahan ini memberikan tanda-tanda bahwa cita-cita kita ingin menjadi negara maju pada tahun 2045 bisa kita capai," ujarnya.
Vice President Operations PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi menyatakan bahwa dukungan pemerintah, perlindungan terhadap industri domestik, restrukturisasi industri keberlanjutan, serta inovasi dan adaptasi merupakan beberapa faktor pendorong pencapaian ekspor perusahaan yang baru berdiri pada 2019 lalu tersebut.
Ia menuturkan bahwa saat ini pihaknya baru dapat melakukan produksi sebesar 85 persen dari kapasitas dan 30 persen dari hasil produksi tersebut ditujukan untuk ekspor.
“Kontribusi penjualan ekspor adalah 25 persen hingga 30 persen dari total revenue. Hal ini membuktikan bahwa kualitas dan harga yang kami berikan kepada pasar global diterima dengan baik,” imbuhnya.
Pelepasan ekspor produk baja lapis tersebut dilaksanakan di Sadang, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (21/6), usai Mendag berdialog bersama para pelaku UMKM lokal di Galeri Menong, Purwakarta.
***tags: #menteri perdagangan #ekspor #baja lapis
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Kiper PSM Makassar Reza Arya Pratama, Dipanggil Timnas Indonesia
20 Mei 2025

Pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata Kabupaten Magelang Dibuka
20 Mei 2025

Apikmen: Kisah Sukses UMKM yang Menembus Pasar Global
20 Mei 2025

Teja Paku Alam Tampil Apik saat Persib Imbang Melawan Persita
20 Mei 2025

Pemkab Kebumen Gelar Job Fair 2025 untuk Kurangi Angka Pengangguran
20 Mei 2025

Bupati Purworejo Beri Santunan untuk Korban Rumah Rusak Akibat Lakalantas
20 Mei 2025

Kemenag Tegaskan Hubungan Sedarah atau Inses Mutlak Haram
20 Mei 2025

Ikuti Jomex ke-3, BPR BKK Jateng Tawarkan Aset Rumah Lelang
19 Mei 2025

Empat Orang Tewas dalam Kecelakaan Kereta vs Motor di Magetan
19 Mei 2025