Arab Saudi Untung Rp20 T dari Jamaah Haji Indonesia

Keuntungan ini bisa lebih besar mengingat jumlah jemaah yang besar dan kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia.

Senin, 17 Juni 2024 | 23:23 WIB - Ekonomi
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Puncak haji periode 1445 Hijriah tahun 2024 berlangsung dari Juni hingga Juli 2024. Tahun ini menjadi momen bersejarah dengan jumlah kuota jemaah haji Indonesia terbesar sepanjang sejarah, mencapai 241.000 kuota. Berdasarkan hitungan Bahana Sekuritas, dana asing yang keluar (outflow) dari jemaah haji Indonesia diperkirakan mencapai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 22,39 triliun (kurs US$ 1=Rp 15.990).

Perkiraan tersebut didasarkan pada rata-rata pengeluaran setiap jemaah haji sekitar Rp 93 juta atau sekitar US$ 5.831, yang meningkat sekitar 35% dibandingkan pra-pandemi Covid-19. keuntungan ini bisa lebih besar mengingat jumlah jemaah yang besar dan kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia.

BERITA TERKAIT:
Soal Layanan Haji, Arab Saudi Buka Peluang Kontrak Jangka Panjang dengan Indonesia
Ibadah Haji 1445 H Berjalan Lancar, Menag Apresiasi Kerajaan Arab Saudi
Kemenkes Arab Saudi Umumkan 1.301 Orang Wafat, 83% Jemaah Haji Tidak Resmi
Saat Pulang ke Tanah Air Jemaah Haji Dilarang Bawa Air Zamzam di Koper Bagasi
Bus Shalawat Berhenti Beroperasi, PPIH Imbau Jemaah Haji Salat Jumat di Pemondokan

Bahana memperkirakan pengeluaran bisa meningkat menjadi Rp 108,4 juta per jemaah jika memasukkan pengeluaran harian. Ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, menjelaskan bahwa besarnya pengeluaran haji menyebabkan penyerapan likuiditas, terutama untuk bank-bank syariah. Kondisi ini bisa menjadi tekanan sementara bagi cadangan devisa (cadev) serta nilai rupiah.

"Musim haji adalah musim yang mengurangi likuiditas valuta asing dan likuiditas bank, khususnya bank syariah. Hal ini bisa menjadi tekanan sementara bagi cadev dan rupiah," tutur Satria dalam catatannya.

Perhitungan Bahana Sekuritas sejalan dengan laporan dari berbagai lembaga. Dato' Dr. Azmi Omar, Presiden International Centre For Education In Islamic Finance (INCEIF) Malaysia, dalam laporannya "Economics of Hajj," memperkirakan perputaran uang jemaah haji pada tahun 2019 mencapai US$ 2-25 miliar. Tahun 2019 merupakan tahun terakhir penyelenggaraan haji yang normal sebelum pandemi, dengan jumlah jemaah mencapai 2,5 juta termasuk 1,9 juta jemaah internasional.

Dalam hitungannya, Azmi Omar menyebutkan bahwa jemaah haji dengan pengeluaran terbanyak berasal dari Indonesia. Pada 2019, kuota haji Indonesia sekitar 231.000. Dengan pengeluaran minimal US$ 5.000 (Rp 79,95 juta) per jemaah, total pengeluaran jemaah haji Indonesia mencapai Rp 18,5 triliun.

***

tags: #arab saudi #haji #jemaah haji #keuntungan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI