Konser musik jazz bertajuk Baturrajazz digelar di Bukit Bintang Kawasan Wisata, Baturraden, Banyumas, Sabtu (11/6/2022) malam. (Foto : Joko Santoso)

Konser musik jazz bertajuk Baturrajazz digelar di Bukit Bintang Kawasan Wisata, Baturraden, Banyumas, Sabtu (11/6/2022) malam. (Foto : Joko Santoso)

Menikmati Kebebasan Bersama Pentas Musik Jazz di Atas Bukit

*Oleh: Joko Santoso

Jagarta tampil paling buncit merampungkan lagu “Khayalan “ yang dipopulerkan grup The Groove.

Senin, 13 Juni 2022 | 11:47 WIB - Pentas
Penulis: Joko Santoso . Editor: Wis

SASTRAWAN Seno Gumiro Ajidarma dalam bukunya “Jazz Parfum dan Insiden” menuliskan bahwa hidup itu seperti musik Jazz. Penuh improvisasi, banyak peristiwa tak terduga terjadi yang harus dihadapi. Kita boleh punya rencana, punya cita-cita namun hidup tak selalu seperti kemauan kita.

Kondisi itu dialami sejak dua tahun terakhir ini. Kehidupan normal yang dijalani berubah seketika saat pandemi Covid-19 melanda. Akibatnya semua yang biasa kita jalani harus berubah total. Bekerja dari rumah, bersekolah secara daring bahkan berkumpulpun dilarang. Dua tahun hidup kita berubah total.

BERITA TERKAIT:
Bongkar Judi Online di Banyumas, Polisi Tangkap 11 Tersangka
Mengintip Kemeriahan Festival Balon Udara 2024 di Banyumas
Empat Calon Jemaah Haji asal Banyumas Tunda Keberangkatan ke Tanah Suci
Bulog Mulai Serap Gabah dan Beras Hasil Panen Petani di Eks Karisedanan Banyumas
Bawa Sajam Diduga untuk Tawuran, Seorang Pelajar di Wangon Banyumas Ditangkap Polisi

Kebebasan manusia dibatasi selama pandemi. Panggung hiburan musik juga terimbas. Selama pandemi tak ada lagi hingar bingar konser musik. Kini sedikit demi sedikit pandemi mulai mereda. Pelan-pelan kebebasan mulai terbuka. Momentum itu membuat pentas musik yang bertajuk  “BaturaJazz”, yang digelar di Bukit Bintang, kawasan Wisata Baturraden, Banyumas kembali digagas. 

Perhelatan yang rutin dilaksanakan sejak tahun 2015 itu sempat vakum termasuk saat pandemi.

Sabtu (11/6/2022) malam perhelatan BaturaJazz kembali dipentaskan. Konser musik ini merupakan hajatan musik pertama yang mengundang penonton setelah pandemi melanda wilayah Kabupaten Banyumas. Tak heran apabila antusiasme dan sambutan begitu menggema, termasuk di kalangan penggemar musik Jazz.

Hawa dingin selepas hujan tak menghalangi sekitar 1500 penonton yang kebanyakan adalah anak muda dan penggemar musik Jazz untuk datang menikmati konser musik itu. Mereka berbaur bersama merayakan kebebasan pasca pandemi dengan menikmati lantunan musik Jazz.

 

Jazz merupakan musik yang diperkenalkan abad 19 oleh bangsa Astro Amerika. Musik ini berakar dari Afrika dan Amerika. Konon musik tersebut merupakan luapan perlawanan dari budak-budak hitam keturunan Afrika yang ada di Amerika. Musik ini merupakan pelepasan, luapan rasa, emosi dan perasaan. Penuh dengan raungan yang menggemuruh memuntahkan kepahitan.

Malam itu setelah dua tahun didera pandemi dan konser musik dilarang, penonton seperti meluapkan rasa rindu bersama di gelaran BaturraJazz. Panggung musik seperti menjadi luapan perlawanan atas pembatasan selama dua tahun saat pandemi. Penonton melakukan pelepasan, luapasan rasa emsoi dan perasaan bersama.

Tak heran penampilan Six Strings, Tiga Bass, Assalova, Melati, Taksu dan Jagarta menjadi mediasi untuk merayakan kebebesan. Musik Jazz diatas bukit dengan balutan hawa dingin membuat penonton sejenak melupakan beban hidup.

Bahkan hingga grup Jagarta yang tampil paling buncit merampungkan lagu “Khayalan “ yang dipopulerkan grup The Groove, penonton yang sudah berhambur keatas panggung dan ikut bernyanyi, tak mau beranjak pulang. Hingga lampu dipadamkan dan panggung telah gelap, hawa dingin semakin menusuk tulang dan kabut turun menjemput pagi, suasana perayaan kebebasan pasca pandemi dengan musik Jazz masih terasa.

Memang benar adanya, hidup itu seperti musik Jazz

*Penulis adalah wartawan dan penonton konser musik


 

***

tags: #banyumas #pentas musik #jazz

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI