Pemkot Semarang Upayakan Zero Stunting di 2024

Sampai akhir 2023 ini Pemkot Semarang menargetkan penurunan stunting mencapai 50 persen.

Sabtu, 21 Oktober 2023 | 11:28 WIB - Kesehatan
Penulis: Holy . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengupayakan zero kasus stunting pada 2024. Segala penanganan akan terus dilakukan secara masif agar kasus stunting di Ibu Kota Jawa Tengah segera tuntas. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, sampai saat ini masih ada sekitar 10,4 persen anak atau sekitar 900 sampai 1.000an anak dalam kondisi terancam stunting di Kota Semarang. Data tersebut berdasarkan hasil Survei Status Gizi (SSG). Sedangkan dari data timbangan tiap bulan yang diterima, ada 3,1 persen anak stunting yang masuk dalam pantauan Dinkes Kota Semarang

BERITA TERKAIT:
Angka Stunting di Kabupaten Rembang Turun Tajam Menjadi 19,5%
Mbak Ita: Kolaborasi dengan BRIN untuk Wujudkan Pertanian Modern dengan Pemanfaatan Teknologi
Medina Sepyo Achanto Buka Orientasi TPK
UNESCO Puji Penanganan Stunting Kota Semarang 
Pemkab Magelang Adakan Rakor Bahas Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

Meski demikian, sampai akhir 2023 ini Pemkot Semarang menargetkan penurunan stunting mencapai 50 persen. Sehingga pada 2024 nanti beberapa kasus stunting yang masih ada bisa cepat diselesaikan. 

“Dari 10,4 persen, target kita tahun ini turun 5 persen. Dan nanti di 2024 mudah-mudahan bisa zero stunting. Tahun ini dari data survey itu sepertinya di awal tahun akan disampaikan oleh Kementerian Kesehatan tapi mudah-mudahan target kita di angka 5 persen bisa tercapai. Kalau keseluruhan bulan September 2023 ada 938 balita (stunting) dari sebelumnya bulan Agustus 2023 ada 1.022,” kata Hakam, di Semarang, Sabtu (21/10). 

Lebih lanjut, Hakam menjelaskan jika beberapa upaya untuk menuntaskan stunting terus dilakukan. Seperti program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Daycare yang rencananya akan ditambah di sejumlah wilayah. 

“Pemberian PMT melalui dana APBN Rp 3 miliar yang digunakan selama 3 bulan. Dan alhamdulillah juga di perubahan 2023 ini kita juga dapat Rp 3 miliar yang diberikan selama di perubahan ini. Dan nanti sekaligus untuk kegiatan Daycare karena sekarang kita miliki empat yaitu di Semarang Barat, Semarang Utara, Tembalang, sama Gunungpati. Pada (anggaran-red) perubahan ini nanti kita sudah siapkan empat lagi di Semarang Timur, Pedurungan, Semarang Selatan, sama Ngaliyan,” tuturnya. 

“Jadi sampai akhir 2023 kita sudah memiliki delapan Daycare tinggal nanti di 2024. Kalau kita punya dana lagi kita akan bikin satu lagi di tiap kecamatan,” lanjutnya. 

Menurutnya, program Daycare menjadi pemicu yang kuat penurunan angka stunting di Kota Semarang. Sebab, Pemkot Semarang secara langsung bisa memantau tumbuh kembang anak. 

“Yang paling nendang (paling berdampak) justru Daycare karena kegiatannya juga ada PMT diberi makan, kemudian diberi kelas PAUD diajak nyanyi diajak tumbuh kembang. Kemudian habis makan siang diajak main game setelah pukul 15.00 wib dimandikan kemudian minum susu. Sehingga satu hari itu kita berikan 1.450 kalori kepada anak tersebut. Itu yang kemudian bisa mendorong untuk penurunan angka stunting dibanding PMT yang kita berikan ke rumah-rumah,” paparnya. 

Pada sisi lain, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, menurut data sekarang ini tinggal sekitar 900-an anak stunting dan 800-an ibu hamil yang mengalami anemia, sehingga perlu mendapatkan pendampingan dan intervensi di masing-masing wilayah. Mbak Ita, sapaan akrabnya menambahkan, pemangku wilayah seperti Camat dan Lurah diharapkan bisa terus mengupayakan penurunan stunting

"Nanti dikolaborasikan dengan Dinkes agar 'zero stunting'. Kemarin sama sekarang lebih gencar sekarang, apalagi bikin Daycare Rumah Pelita. Rumah Pelita kan tidak hanya ngurusi raga saja, tapi jiwanya juga diurus. stunting kan sebabnya ada tiga, yaitu makanan, kesehatan, dan pola asuh," paparnya.

Ia menerangkan jika aspek yang berdampak untuk penanganan stunting adalah makanan dan kesehatan. Sedangkan pola asuh belum banyak disentuh sehingga Daycare Rumah Pelita menjadi contoh praktis bagaimana perhatian dalam pembangunan nonmaterial.

Pihaknya juga mendorong masyarakat untuk memperhatikan sanitasi dasar. Karena masalah sanitasi juga dinilai memiliki pengaruh dalam upaya penanganan stunting.

***

tags: #stunting #kota semarang #dinas kesehatan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI