Ada 54 Kasus Gizi Buruk di Grobogan, Ini Tindakan Dinkes 

Bagi balita gizi buruk yang ditangani di rumah, biasanya setiap puskesmas memberi PMT lokal dan F100.

Rabu, 01 November 2023 | 18:26 WIB - Kesehatan
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Grobogan - Kasus gizi buruk masih ditemukan di Kabupaten Grobogan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan, pada periode Januari hingga September 2023 ditemukan 54 kasus gizi buruk

Menurut Plt Subkoordinator Gizi dan Remaja Dinkes Grobogan, Rumia Magdalena, pelacakan kasus gizi buruk kini masih terus dilakukan pelacakan dan penanganan. 

BERITA TERKAIT:
Ada 54 Kasus Gizi Buruk di Grobogan, Ini Tindakan Dinkes 
Tekan Angka Stunting dan Gizi Buruk, Pemkab Kendal Salurkan Beras 
Lakukan Pendampingan, Anggota Babinsa Kodim Brebes Motivasi Penurunan Stunting

Pada Selasa (31/10) Dinkes Grobogan berkunjung ke RSUD dr Soedjati Purwodadi dan menemukan dua kasus gizi buruk

“Dua kasus dengan usia berbeda yakni 2 tahun 10 bulan dengan berat badan (BB) 5,7 kilogram, tinggi badan (TB) 79 cm dan lingkar lengan (lila) 8,5 cm. Serta balita usia 1 tahun 9 bulan dengan BB 3,16 dengan TB 5,96 cm,” ungkapnya.

Kini kedua balita sedang ditangani di RSUD dr Soedjati. Keduanya diberi (F100) untuk mengejar ketertinggalan BB, sehingga dapat mencapai BB normal sesuai dengan panjang badan dan perkembangan yang sesuai.

“Selain itu, orangtua mereka juga mendapatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), serta terkait pola asuh orang tua terhadap anaknya,” jelasnya.

Bagi balita gizi buruk yang ditangani di rumah, biasanya setiap puskesmas memberi PMT lokal dan F100.

“Kalau PMT saja tidak cukup untuk menuntaskan kasus ini,” tegasnya.

Dia mengatakan, proses pemulihan penderita kasus gizi buruk, memakan waktu selama tiga bulan untuk bisa naik 0,05 persen.

Sebab untuk memperbaiki anak dengan kasus gizi buruk itu tidak dapat sekaligus, melainkan melalui tahapan berupa fase 1 stabilitasi, fase 2 transisi, dan fase 3 rehabilitasi.

Penemuan kasus gizi buruk di Grobogan rata-rata disebabkan adanya penyakit penyerta seperti TBC hingga bronkopneumonia.

Selain itu ada juga yang disebabkan penyakit infeksi dan kurangnya asupan nutrisi yang rata-rata dialami oleh masyarakat kurang mampu dan berada di pedesaan.  

***

tags: #gizi buruk #grobogan #dinas kesehatan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI