Tinggalkan Anak Pertama, Satu Keluarga di Malang Bunuh Diri Diduga karena Terlilit Utang

Polisi masih belum menemukan fakta bahwa korban terjerat utang pada aplikasi pinjaman online (pinjol).

Jumat, 15 Desember 2023 | 12:24 WIB - Ragam
Penulis: Siti Muyassaroh . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Malang - Polisi terus menyelidiki penyebab satu keluarga di Malang bunuh diri dengan meninggalkan anak pertamanya hidup. Berdasarkan penyelidikan sementara, ketiga korban yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak kedua itu bunuh diri karena terlilit utang.

Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menjelaskan, sejauh ini, Polres Malang telah meminta keterangan dari tujuh orang saksi dalam kasus bunuh diri tersebut. Saksi yang telah dimintai keterangan itu di antaranya adalah ketua Rukun Warga (RW) setempat yang merupakan tetangga korban.

BERITA TERKAIT:
Diduga Bunuh Diri, Empat Orang Satu Keluarga Tewas usai Lompat dari Lantai 22 Apartemen di Jakut
Aston Inn Pandanaran Semarang Kembali Hadirkan Menu Terbaru Bertema Rijsttafel
Keluarga Ini Pilih Selamanya Hidup di Hotel daripada di Rumah, Katanya Lebih Hemat 
Tinggalkan Anak Pertama, Satu Keluarga di Malang Bunuh Diri Diduga karena Terlilit Utang
Satu Keluarga Bunuh Diri di Malang, Tinggalkan Surat Wasiat dan Uang Biaya Pemakaman untuk Anak Pertama

Selain itu, lanjutnya, polisi juga telah meminta keterangan terhadap anak W yang selamat, yaitu AKE. Dari pemeriksaan sejumlah saksi tersebut, diketahui W pernah meminta tolong untuk meminjam sejumlah uang.

"Beberapa orang saksi yang kita mintai keterangan, memberikan informasi bahwa beberapa kesempatan yang lalu, yang bersangkutan WE pernah memohon, meminta tolong untuk meminjami sejumlah uang," katanya.

Ia menambahkan, satu pekan sebelum peristiwa bunuh diri tersebut, korban W sempat menyampaikan kepada sejumlah saksi bahwa ia tidak bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya tersebut. Polisi belum mengetahui pasti jumlah utang korban tersebut.

"Masih perlu didalami untuk jumlah beban keuangan yang dimiliki oleh saudara W. Belum bisa kami dalami terkait itu, berapa-berapanya. Kami belum mendalami terkait masalah itu, yang jelas yang bersangkutan memiliki beban utang," terangnya.

Berdasarkan fakta penyelidikan, kata Gandha, diketahui bahwa utang yang dimiliki oleh korban WE merupakan utang perseorangan. Polisi masih belum menemukan fakta bahwa korban terjerat utang pada aplikasi pinjaman online (pinjol).

"Sementara ini kami menemukan yang ada faktanya itu orang perseorangan. Karena sampai saat ini faktanya memang keluarga terdekat dan rekan kerja beliau tidak pernah mendapat WA (Whatsapp) teror atau SMS teror yang identik dengan pinjaman online seperti itu," katanya.

"Dari sini kita bisa menyimpulkan sementara untuk motif tindakan yang dilakukan oleh almarhum bapak W ini lebih ke arah motif ekonomi," terang Gandha.

Sebelumnya diberitakan, satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak ditemukan tewas di dalam kamar rumah yang berada di Dusun Boro Bugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa (12/12).

Ketiga mayat tersebut yakni, sang ayah W (43), ibu S (40) dan anak kedua berinisial ARE (13). Sementara anak pertama yang masih hidup adalah AKE, saudara kembar ARE.

W sendiri merupakan seorang guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukun, Kota Malang, dan istrinya, S, berjualan kue di rumah. Sementara, kedua anak mereka yakni AKE dan ARE masih sekolah dan duduk di bangku kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

***

tags: #keluarga #bunuh diri #utang #motif #malang

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI