Macet Parah di Jalur Pantura Demak, Anggota DPR Sebut Kerugian Bisa Sampai Miliaran 

Menurut Abdul Wachid, kemacetan itu berdampak serius terhadap perekonomian warga pantura.

Jumat, 21 Oktober 2022 | 19:21 WIB - Ekonomi
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Demak - kemacetan di Jalur Pantura Demak menjadi perhatian anggota DPR RI Dapil II (Jepara, Kudus, Demak). Menurutnya biang kemacetan di jalur utara Jawa Tengah itu merupakan imbas pembangunan Jembatan Wonokerto yang dimulai 20 Juli lalu. 

kemacetan di Jalur Pantura bisa berkilometer dan sudah terjadi berbulan-bulan. Perkiraan, proses pembangunan jembatan ini memakan waktu delapan bulan.

BERITA TERKAIT:
Antisipasi Kemacetan, Presiden Minta Pemkot Siapkan Transportasi Umum
Libur Lebaran, Simpang Bawen Semarang Jadi Prioritas Penanganan Kemacetan
Pemudik Mulai Masuk Jateng, Sekda Jateng Paparkan Skenario Urai Kemacetan di Exit Tol Pejagan
Kesuksesan MotoGP Mandalika Membuat Indonesia Makin Diakui Dunia
KTT ASEAN Bikin Jalanan Jakarta Macet, Heru Budi Minta Maaf 

Artinya jika dihitung manual, baru akan selesai pada Maret 2023 mendatang.

Seiring pembangunan ini, kerap terjadi kemacetan beberapa kilometer, utamanya pagi dan sore hari.

Abdul Wachid yang sering wara-wiri melewati jalur tersebut menyebut, kemacetan bisa berjam-jam. 

"Saya merasa sangat tidak nyaman karena macet bisa berjam-jam. Kondisi ini sudah terjadi selama beberapa bulan," keluh Abdul Wachid, (19/10/22).

"Saya amati pekerjaan Jembatan Wonokerto Demak terkesan lambat sekali," ujarnya.

Menurut Abdul Wachid, kemacetan itu berdampak serius terhadap perekonomian warga pantura. Jika dihitung, kerugian yang ditanggung pengguna jalan mencapai ratusan miliar.

Kerugian secara ekonomi terjadi, lanjut dia, karena moda transportasi sebagai penunjang pergerakan ekonomi masyarakat terhambat mobilitasnya imbas kemacetan panjang tersebut.

"Jelas berdampak ke mobil angkutan barang, angkutan jasa serta pengguna jalan pribadi," tuturnya.

"Bayangkan berapa BBM yang terbakar akibat antrean yang rata-rata dua sampai tiga jam dengan ribuan mobil selama 24 jam," papar Wachid.

Selain itu, Wachid mengungkapkan, dampak kemacetan tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas barang yang diangkut.

Pengiriman barang juga tidak bisa tepat waktu.

"Barang akhirnya tidak segar atau busuk sehingga memicu kerugian," jelasnya.

Berdasar info yang diterimanya, kata Wachid, pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah – DIY pernah berkirim surat ke Dirjen Bina Marga pada pertengahan September lalu.

Isi surat tersebut tentang perlunya jalur alternatif pengalihan arus lalu lintas di Jalur Pantura seiring proyek Jembatan Wonokerto.

Namun sayangnya, tidak ada tindak lanjut terkait surat tersebut.

Wachid menyarankan agar tim pengawasan dari Kementerian PUPR sering sidak lokasi proyek yang terkesan lambat ini.

"Mestinya jenis pekerjaan proyek di jalur utara baik jalan maupun jembatan bisa dikerjakan 24 jam penuh dengan 3 shift pekerjaan. Biar cepat selesai," sarannya.

"Atau jalur tol Demak-Sayung yang pekerjaannya sudah 90 persen, bisa dipakai untuk mengatasi kemacetan dengan mengalihkan mobil kecil bisa lewat jalur tol," celetuknya.

"Sedang bus dan truk tetap lewat Jalur Pantura," harap Wachid.

Abdul Wachid mendorong agar kolega-koleganya di DPR yang merupakan mitra kerja KemenPUPR juga aktif melakukan pengawasan dengan turun langsung ke lapangan.

Langkah itu penting untuk memastikan proyek tersebut berjalan lancar dan tidak merugikan pengguna Jalur Pantura.

"Saya minta teman-teman DPR RI Komisi 5 segera turun lakukan sidak ke proyek pembangunan Jembatan Wonokerto, Demak," imbaunya.

"Silakan cek langsung apakah pekerjaannya sudah sesuai progres apa tidak?" tandasnya. 

***

tags: #kemacetan #macet #jalur pantura #demak #jembatan wonokerto

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI