Kisah Pak Midun yang Gowes Sepeda Berkeranda dari Malang ke Jakarta, Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan

Perwakilan suporter tiap daerah juga menjaganya, saling mengabarkan satu sama lain.

Senin, 14 Agustus 2023 | 15:53 WIB - Ragam
Penulis: Siti Muyassaroh . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta – Miftahuddyn Ramli atau yang akrab disapa Pak Midun rela menggowes sepeda berkeranda dari Malang ke Jakarta yang jaraknya lebih dari 700 kilometer. Hal tersebut dilakukannya demi menuntut keadilan untuk para korban Tragedi Kanjuruhan.

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, memakan ratusan nyawa. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada 1 Oktober 2022 itu menghilangkan nyawa 135 orang.

BERITA TERKAIT:
Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan akan Diprioritaskan Jika Daftar Polisi 
Setahun Berlalu, Keluarga Perjuangkan Keadilan bagi Korban Tragedi Kanjuruhan 
Kisah Pak Midun yang Gowes Sepeda Berkeranda dari Malang ke Jakarta, Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan
Jokowi Perintahkan Erick Thohir Tindaklanjuti Aduan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan 
Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Kejagung Nyatakan Banding

Hingga kini, belum ada pihak yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Hal inilah yang mendorong Pak Midun rela menggowes sepedanya dari Malang hingga ke Jakarta untuk menuntut keadilan atas peristiwa Tragedi Kanjuruhan.

Pak Midun diketahui menggowes sepedanya dari Malang pada 3 Agustus lalu. Di bagian belakang sepedanya, terdapat keranda mayat bertuliskan 'Justice for Kanjuruhan' atau 'Keadilan untuk Kanjurhan'.

Dalam perjalanannya, Pak Midun dikawal Aremania yang masih peduli dengan Tragedi Kanjuruhan. Perwakilan suporter tiap daerah juga menjaganya, saling mengabarkan satu sama lain.

Di tiap daerah, Pak Midun juga menyambangi beberapa stadion. Hingga akhirnya, setelah menempuh jarak sejauh 700 kilometer, Pak Midun akhirnya tiba di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada Senin (14/8/2023).

Saat sampai di pintu GBK, Pak Midun tak kuasa menahan tangis. Ia lantas bersimpuh di hadapan sepedanya dan melakukan sujud syukur. 

Pria berusia 52 tahun itu ingin mengingatkan banyak orang, bahwa penyelesaian kasus Tragedi Kanjuruhan belum tuntas. Belum ada rasa keadilan bagi para korban dan keluarga yang kehilangan.

Sayangnya sepda Pak Midun yang membawa pesan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dilarang masuk oleh aparat yang bertugas. Yang boleh masuk hanya Pak Midun sendiri. 

"Kalau saya masuk sendiri ngapain, itu yang lebih penting (sepeda yang dibawanya). Mereka tidak menghendaki saya masuk. Tapi saya yakin itu bukan kehendak mereka yang bertugas, saya paham. Yang penting saya sudah menjalankan nazar saya," kata Midun. 

Pak Midun sendiri bukan berasal dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Dia tercatat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Batu, yang ingin menyampaikan uneg-unegnya soal penyelesaian Tragedi Kanjuruhan yang mengusik hati kecilnya.


 

***

tags: #tragedi kanjuruhan #malang #gelora bung karno #sepeda #jakarta

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI